Bersenang, menikmati liburan di Penang Malaysia! Seperti apa tempat wisata di Penang? Baca saja sampai selesai!
Bulan lalu saya hanya melahirkan satu post, siapapun pasti pernah mengalami masa-masa tidak-produktifnya tapi ketidak-produktifan saya memiliki tuntutan produktifitas (di bidang) lainnya, di nafas kehidupan lain yang lebih ‘Real’ (reality yang lebih pahit daripada jalan-jalan)*halaaah.
Memeluk dunia traveling sepenuhnya? duuh siapa yang gak mau.. tapi tidak dengan meninggalkan tanggung jawab bukan?
Yeaah tapi untuk menulis sesungguhnya tidak ada alasan untuk berhenti, setidaknya saya tetap menulis as “A Paper” yang menjadi tanggung jawab pahit mahasiswi semester akhir. *drama*
Penang adalah pulau yang terpisah dari Malaysia tapi untuk menuju George town tujuan kami tidak perlu menyebrang dengan fery, ada pilihannya memang tapi karena kami menempuhnya dari kota Hatyai, mobil Van yang kami tumpangi bisa langsung menurunkan kami di Terminal Bas Sungai Nibong.
Dan saya selalu dibuat kagum dengan terminal-terminal bus Malaysia yang bersih dan tertibnya bukan main, padahal baru Malaysia gimana Turki yah *nyalip*.
Well dari terminal kita bisa menunggu bus sesuai tujuan yang jelas tertulis di iklan baris tiap armadanya, tidak perlu membeli tiket di loket kita bisa langsung membayarnya ke Pa’cik driver.
Kami turun di Komtar yang merupakan shooping area di kota Georgetown kemudian tersedia fasilitas Rapidpenang yaitu bus gratis yang digunakan keliling kota, tapi ternyata Georgetown itu kecil bisa banget di eksplore hanya dengan berjalan kaki. ;’D
Gak hanya ambil gambar, Alhamdulillah kami sudah merasakan sejuknya shalat di Masjid ini ;’)
Memutuskan untuk turun di Masjid Kapitan Keling karena menurut info yang kami dapat ada kampung backpacker disana, begitu bersyukurnya kami karna telah menyimpan brosur yang ada peta lengkap kota ini di homestay Thailand hari lalu.
Sesuai itenerary yang kami punya kami tidak berencana untuk bermalam di Penang, kami hanya memerlukan tempat untuk bisa mandi-ganti baju dan meninggalkan sementara barang-barang bawaan sampai malam hari kemudian menuju Melaka.
Karna tidak perlu menginap kami bermaksud untuk mencari homestay yang tidak terlalu mahal-yang penting bisa mandi, dengan membawa tas kami masing-masing yang begitu berat tentu akan memperlambat pencarian dan juga menguras tenaga.
Strategipun di buat yaitu Tika menunggu bersama dengan 3 tas besar di depan jalan Little India sedangkan saya dan Sarah berusaha berkeliling dengan cepat sampai Chulia street.
Mencari brosur dan peta tempat tujuan traveling adalah tips yang penting!
Sepanjang jalan di Chulia street tersebar banyak hotel-hotel untuk para backpacker, rata-rata memiliki lobby yang dilengkapi mini restoran dan free wifi kedoyanannya semua traveler.
Kami anaknya kalau nawar harga suka sadis, tapi dengan begitu kerennya setelah beberapa hotel kami tawar kami akhirnya mendapat harga hanya dengan 20 RM atau kurang lebih 70.000 rupiah asoy yah. *backpacker abess* ;’)
Kabar bahagia yang saya bawa dan Sarah justru menjadi tidak begitu penting lagi, ketika kembali ke Little india untuk menjemput Tika dari kejauhan kami sudah melihat dia berdiri mondar-mandir dan langsung duduk lemas saat melihat kehadiran saya dan Sarah.
Belum sempat cobain pergi ke penang hill, lain kali saja ya.
Wajahnya sudah pucat dan basah, saya lupa satu hal bahwa teman kami yang satu ini memiliki tingkat kekhawatiran tinggi, dia berfikir bahwa saya dan Sarah sudah hilang karena di hipnotis dan di rampok.
Tidak sepenuhnya salah Tika karena memang saya dan Sarah tidak sadar sudah meninggalkannya lebih dari 45 menit lamanya, satu pelajaran “lebih baik memanggul beban seberat apapun daripada orang terkasih menangis sendirian karena khawatir”.
Perburuan ditutup dengan peluk haru yang menenangkan Tika dan meminta maaf.
Bangunan tuanya setipe dengan bangunan-bangunan di Kota tua jakarta.
Baca Juga : Itinerary Kul – Hatyai – Penang – Melaka Dalam 5 Hari
Ada pasar tumpah para pria di siang hari.
Sadar bahwa semua yang ada di pasar adalah lelaki, kita malah narsis.
Setelah menangis haru endingnya yaa selalu tawa lepas begini, love!
Kami berkeliling kota yang memang dikenal dengan banyak bangunan bersejarahnya mirip sekali dengan kota tua Jakarta.
Menemukan pasar unik sejenis pasar senen yang menjual barang-barang bekas dengan murah-anehnya semua mata seperti tertuju pada kami bertiga, setelah sadar ternyata semua seisi pasar itu adalah laki-laki, sesegera mungkin kami melipir.
Kaki terus melangkah hingga Komtar shooping center, mungkin karna sudah kucel-kucelan selama tiga hari dijalan tanpa henti jadi kangen dengan udara segar AC.
Meskipun hitungannya mall besar tapi di komtar banyak dijual accsesoris murah seharga 10 RM, harga MC’D nyapun lebih murah dari yang di jakarta loh.
Fakta menarik tentang George town adalah, suasana lebih menyenangkan saat malam hari.
Banyak macam warung kuliner di Penang yang dibuka hanya malam hari dan itu dimeriahkan oleh para backpacker penjuru dunia yang memang banyak menginap di Chulia street.
Penang memang masih Malaysia tapi untuk menemukan warga pribumi asli lumayan sulit, yang berjualanpun rata-rata keturunan chinese dan india karna itulah kami agak khawatir untuk jajan sembarang makanan tanpa lebel ‘halal’.
Meriahnya Chulia street di malam hari.
Kebanyakan kedai di buka oleh orang keturunan Chinese.
Baca Juga : Dihipnotis Bandung Dalam 2 Bulan
Kayaknya enak, tapi gak berani coba ;/
George town pukul 21.00 sudah sepi kendaraan.
Baca Juga : Tertambat Hati di Desa Sawarna
Bangunan yang kami cari baru ketemu dimalam hari.
Saat kembali berkeliling dimalam hari ditengah kota ternyata keadaannya tidak semeriah di Chuliastreet, keadaan kota saat jam 19.00 malam sudah begitu sepi, semua toko sudah tutup sejak sore hari maka kami coba membuat keramaian sendiri dengan bernyanyi kencang segala lagu dengan bahasa tercinta.
Ternyata bernyanyi dengan bahasa sendiri di negeri orang itu menyenangkan!
Ada ibu chinese tua dibelakang kami yang terdengar tertawa dan mengatakan ” you look so happy!!” hihii!
Setelah mendapat tiket menuju Melaka dengan harga 35 RM/org dari penjual tiket bernama kak Fatin-yang ngfans banget sama Afgan tersebut kami segera kembali kehotel untuk mengambil semua barang bawaan.
Kami kembali kehotel dengan becak ditemani terang bulan sambil banyak mengobrol dengan paman becak yang asli dari Afganistan.
Oooh senangnya bertemu banyak orang-orang dari seluruh penjuru dunia, semoga bukan hanya keturunannya, tempat kelahiran asal merekapun bisa kami pijak bersama. Amiiiiiiiinn !!
Kuliner penang enak2 banget, jadi merindu. Beberapa kali ke penang nganterin orang berobat ihik3x
Tp mmg RS di penang itu pelayanan nya bagus banget dan murah
Aku gak suka kulinernya malaysia, aneh manis-manis banget jadi disana makannya Mc'd deh hehee
oooh ya pantes yang pesen tiket ke aku yg ke penang rata2 udah tua hahaa
Waahh sayang aku nggak sempet jelajah Penang malem hari… >.< Aku kangen Laksanya…hadoh enak banget… *ngiler.com*. Nice post ^^
http://medischfun.wordpress.com/2013/07/28/12-jam-di-penang-ngapain-aja-sih/
Foto-foto saya di Penang dulu hilang. Sedih 🙁
http://www.travelshroom.com
Duuuuh sayang banget, tandanya harus balik lagi kesana josh ;')
Kebiasaan kalau kemana-mana suka penasaran sama suasana malamnya, Iya kayaknya orang keluar malam untuk cobain itu. Thanks udah mampir ;')
Wow jadi pengen ke Penang nech, photo-photonya membuat jadi penasaran, ada unsur modern dan unsur kklasik kota penang.
iya, harus dibuktikan sendiri kesana.. cobain suasana malemnya juga ;D
Nice story, Penang – salah satu tempat yang harus di datangi.. beautiful place.
Kalau mau ke bali atau lombok http://www.onlineprivatevillas.com
terimakasih, betul penang itu memang unik banget kak 😉
Penang, kudu balik lagi pokoknya. salam kenal 🙂
setuju!
salam kenal juga kak ainun ;))