#Backpackmoon: Bali is Never Mainstream
Kuta yang mulai berbau sunset 😉
Ini adalah kunjungan ketiga kalinya saya di Pulau Dewata. Kunjungan pertama untuk liburan, kunjungan kedua untuk ngedate karena dikunjungan pertama saya dihadiahi pacar penghuni pulau ini, kemudian di kunjungan ketiga kali ini dalam rangka #backpackmoon. Betapa mulianya Tuhan saya yang telah memberikan kisah hidup yang begitu romantis semacam sunset di pantai Kuta. :p
Dueh cuma tiga kali, ada banyak sosok yang mungkin ke Bali dengan interval yang jauh lebih sering. Sudah terbukti bahwa Bali memiliki magnet ditiap sudutnya yang dapat menarik siapapun untuk berkunjung kembali. Dan tiap kembali ke Bali, entah kenapa tidak pernah tidak luar biasa, pulau ini memang full with magic!

 

#Backpackmoon: Bali is Never Mainstream
Perfect sundown, is\’nt it ?!
#Backpackmoon: Bali is Never Mainstream
Sebelum benar-benar gelap, Kuta selalu tumpah oleh para wisatawan
Sebenarnya kunjungan ke Bali kali ini tidak diniatkan untuk berkeliling menemui pantai-pantainya yang super famous se- in the world itu, saya dan suami hanya ingin bernostalgia untuk menikmati sunset dan malam-malamnya pantai Kuta. Menikmati kembali atmosfer jalan-jalan Legian yang bising oleh club-club malam, bahkan saya kangen ditawarin penjual mushroom saat melintas di Poppies Lane.
Saya sudah tidak ingat berapa kali melintasi jalan Poppies Lane 1 dan Poppies Lane 2, karena sebelumnya saya sempat menginap di sekitar jalan ini. Namun baru mengetahui dari Fahmi kalau ada sebuah tempat makan kecil yang tidak pernah sepi dari turis-turis asing, dan benar saja rasanya sangat enak. Dua malam berturut-turut kami makan malam di Bamboo Coorner yang harganya sangat terjangkau ini.
#Backpackmoon: Bali is Never Mainstream
Recomended resto di jalan Poppies Lane 1
BACA JUGA :  Tips Menikmati Liburan Imlek Versi Putrinyanormal
#Backpackmoon: Bali is Never Mainstream
Harga kaki lima, rasa bintang lima
Entah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk dapat merasa cukup singgah di Bali, Fahmi yang sudah menghasilkan dua buku dan dua tahun lamanya menetap bahkan belum merasa cukup. Sebelumnya I\’m curious, what the reason people want to spend a lot time here. Penulis-penulis yang saya tahu seperti Windy Ariestanty dan Valiant Budi begitu gemar bolak-balik ke Bali, menetap beberapa lama di Ubud. Then finally i fall with the same enjoyment.
Dua malam pertama kami menginap di Cipaganti Legian Hotel, yang letaknya tetap dapat mencapai pantai Kuta dengan berjalan kaki. Siapa sangka Cipaganti yang lebih terkenal dengan jasa travelnya ternyata punya hotel yang nyaman juga. Fasilitas restaurant yang berada di samping kolam renang yang jadi favorite saya, kolamnya ada yang sebagian indoor dan sebagian lagi outdoor. Baru kemudian menginap di ZRezidence dan Alron yang akan saya review di blogpost berikutnya.

 

#Backpackmoon: Bali is Never Mainstream
Pernahkah kamu kangen jalan ini?
#Backpackmoon: Bali is Never Mainstream
Penampakan Cipaganti Hotel

 

Ada istilah Beachopping yang belakangan ini menjadi trend dalam dunia traveling, hastag ini banyak ditemukan di media-media sosial seperti istagram dan twitter. Artinya sendiri saya kurang tahu banyak, yang jelas #beachopping seperti upaya untuk menemukan hidden beach, atau mencari pesisir pantai lain yang lebih sepi dari pantai utamanya yang sudah ramai dengan wisatawan. Nah, Bali ini menurut saya sangat cocok untuk ber-beachopping ria.
Tidak terhitung banyaknya pantai-pantai indah di Bali yang bahkan tidak tau apa namanya jika saja kita explore satu persatu. Kalau-kalau butuh panduan untuk menemukannya, buku Traveler Notes: Bali The Island of Beauty sangat bisa membantu, ada banyak petunjuk untuk menuju pantai yang belum go international seperti pantai Kuta. (promo terselubung*istri solehah*)

 

BACA JUGA :  Di Pantai Selong Belanak Tanned-pun Aku Rela !!
#Backpackmoon: Bali is Never Mainstream
Pantai Suluban
#Backpackmoon: Bali is Never Mainstream
Atau bisa disebut Blue Point
#Backpackmoon: Bali is Never Mainstream
spot yang sangat baik untuk nikmatin sunset
#Backpackmoon: Bali is Never Mainstream
dan menghabiskan sore di pantai Suluban seperti inilah yang bikin mau lagi
#Backpackmoon: Bali is Never Mainstream
Another a perfect sunset, huyeay!
Tanpa niatan dan rencana akhirnya kami singgah di Bali selama satu minggu, dengan hanya sekedar makan sate kambing di Jln. Kediri, beli ice cream dekat Beachwalk atau menonton live music di belakang Discovery Mall. Karena di Bali saya tidak ingin menjadi orang yang terburu-buru, yang harus mendapat 5 tempat dalam satu hari, menurut saya Bali harus dinikmati dengan seksama tiap-tiap partikelnya.
Bisa saja saya merengek-rengek ke Fahmi untuk ke Ubud atau Bali Utara, tapi saya lebih memilih untuk beresperimen, mencoba menahan ingin sedikit kemudian menghitung berapa lama dan seberapa kuat keinginan saya untuk ke Ubud kemudian akhirnya terwujud. Entah dikunjungan keempat atau kelima, I\’m sure that always be an awesome moment /

You may also like

9 Comments

  1. Bali memang selalu ngangenin mbak, terutama buat yang hobi motret, hehehe. Pakdhe saya dulu suka bolak-balik Bali buat motret. Motret sawah atau motret tari-tarian. Tapi itu dulu tahun 90-an, sekarang Pakdhe saya malah udah ga minat motret di Bali lagi karena udah nggak alami lagi, nggak kayak dulu katanya.

  2. yukk, ke Bali lagi,
    aku belum pernah ke Ubud sama candidasa *nangis dipojokan*
    awal Januari mau mampir Bali lagi, yukk Putri ikut yuukkk, nanti mau nanya-nanya tempat-tempat seru yahh

  3. Samaaaaaa, aku juga belum pernah ke ubud kak. Tiap ke Bali itu jarang banget kemana-mananya, cuma buat transit dari Lombok, malah lombok yang udah dijelajah. Waaaaah ayuuk, semoga kosong itu awal januari harusnya sih udah di Blitar hehe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *