Berada di Central Market Kuala Lumpur, saya akhirnya mendapatkan pengalaman sekaligus kesempatan langka untuk bisa mencicipi berbagai menu hidangan Khas Peranakan di Precious Old China restaurant & bar.
Awalnya saya sendiri belum begitu mengerti dengan istilah ‘Peranakan’ yang dimaksud.
Tapi karena saya anaknya berkeingintahuannya tinggi, sayapun bertanya dengan salah satu media Malaysia yang ketika itu berbaik hati mengundang.
(Baca Juga: Central Market Kuala Lumpur: Art, Culture, Heritage, Art and Craft )
Berbagai menu hidangan khas peranakan
Julia menjelaskan; Peranakan or Nonya cuisine comes from the Peranakans, descendants of early Chinese migrants who settled in Penang, Malacca, Indonesia and Singapore, inter-marrying with local Malays and combines Chinese, Malay and other influences.
Yang kurang lebih artinya adalah Hidangan Peranakan merupakan perpaduan unik dari budaya Asia Tengara yang telah berkembang selama ratusan tahun menjadi hidangan yang kaya akan cita rasa dan unik *Glek, menelan ludah lapar*
(Baca Juga:Â Berbelanja Murah Dan Nyaman Di KWC Fashion Mall, Kuala Lumpur )
Kondisi resto yang dipenuhi berbagai furniture antik.
Tidak pernah sepi dari pengunjung.
Bagi yang suka dengan barang-barang antik pasti suka datang kesini.
Istilah ‘Peranakan’ sendiri memiliki arti pribumi dalam bahasa Melayu.
Istilah ini merujuk pada keturunan awal para imigran dari Tiongkok yang menikah dengan penduduk setempat di Semenanjung Melayu termasuk Singapura.
Keturunan peranakan memiliki tradisi kuliner campuran yang memadukan teknik dan bahan-bahan masakan dari Tiongkok, Melayu dan Eropa.
Sudah jelas dong, alasan apa yang membuat hidangan Peranakan memiiki cita rasa yang khas?!
Di beberapa wilayah di Nusantara biasanya di sebut Tionghoa Benteng.
Anggota etnis ini Malaysia menyebut diri mereka sebagai “Baba-Nyonya”.
Karena Old China restaurant & bar ini adalah hidangan khas Peranakan Baba-Nyonya saya jadi nggak khawatir karena sudah tentu semuanya halal.
Sikaaaaaaatt!
(Baca Juga:Â Vivatel Hotel Kuala Lumpur, Hotel Yang Memiliki Berbagai Jenis Elemen Alam)
Appetizer/ Menu Pembuka:Â
– Pei Tee/ Top Hat
Berupa acar parutan lobak dan wortel yang dimakan dalam pastry berbentuk topi yang renyah.
Pei Tee ini enaaak karena ada sambalnya yang pedas manis.
 – Chicken Lobak
Lumpia kulit ayam berisi daging ayam dan sayur.
Karena saya suka banget kulit ayam, ini jadi menu favorit!
Main Course/ Hidangan Utama: –Â Kari Kapitan Chicken
Ayam Kari versi Penang, dimasak dengan rempah-rempah, cabai dan santan.
Meski kurang pedas buat saya tapi ini enaaaaak banget.
– Nasi Bunga Telang
Nasi putih yang dimasak dengan bunga Telang.
Rasanya sama namun lebih harum.
– Fish Head Curry
Resep sendiri yang dimasak dengan kepala ikan segar dan saus asin, santan pedas serta kacang panjang, terung dan okra.
Ikan fillet dapat ditambahkan jika masuk dalam pesanan.
Sempet heran karena isinya banyak, tapi ternyata enak.
Baca Juga : Enaknya Mie Ongklok, Kuliner Khas Wonosobo
–Â Kerabu Pucuk Paku
Tumis Pakis yang dicampur dengan cabai, bawang, daun jeruk, jahe bunga, udang kering dan air jeruk nipis.
Disajikan sebagai salad atau sebagai hidangan sayuran.
Baru tau kalau pakis dicampur kacang itu enak :\’)
– Brinjal Special
Berupa terung goreng tepung dengan resep rahasia (secret ingredient)
Mau coba bikin terong ini di rumah tapi gak dikasih tau resepnya hkss.
Baca Juga : #LiburanDiYogya : Kuliner Khas Jogja Yang Wajib Dicoba
Desert/ Pencuci Mulut : – Bubur Cha-cha
Sejenis kolak manis yang dapat disajikan panas ataupun dingin.
Terdiri dari kentang dan ubi jalar yang dimasak dengan santan dan sagu serta daun pandan.
Meski sudah kenyang, kolak ini wajib dicoba karena santannya pekat dan manis.
 – Mineral Water
ini lucu bangeeeeeet botolnya ya?! Xixiixixi
Air mineral yang botolnya lucu, di Jakarta cari dimana ya?!
Precious Old China restaurant & bar nggak hanya menawarkan rasa yang juara, tapi juga pengalaman bersantap di tengah-tengah barang-barang kuno/antik Malaysia dan furnitur kolonial vintage.
Over all, seluruh hidangan di Precious Old China ini memiliki rasa yang eksotis.
Lidah saya yang jujur kurang peka masih bisa merasakan kombinasi rasa yang berasal dari bahan-bahan Cina yang dimasak dengan bumbu dan rempah-rempah melayu.
Bumbu-bumbu seperti kemiri, asam, serai, lengkuas, kunyit, jahe obor, kayu manis, jintan, adas manis dan tentu saja cabe, menjadi bahan paling terasa pekat.
Baru kali ini loh, saya lahap menyantap hidangan di LN, saya yang suka banget sama pedas suka sulit nemu makanan yang cocok.
Sesederhana Nasi Lemak aja saya kurang cocok kalau nggak lapar-lapar banget, tapi beda di restoran ini yang rasanya melayu tapi nggak terlalu pekat.
Sukaaaaa!
Ps: All Photos taken with Olympus E-PM2
banyak sekali barang antiknya btw itu difoto ada sangkar burung, apa ada burungnya juga maba
Xixixii nggak ada burungnya mbak, buat hiasan aja mungkin 😀
kece tempat nya, makanan nya juga kayaknya enak
Cuss cobain, ajak groupismu kalo ke Pasar Seni yes! 😀