Konon ketika kita meminta maka pintu-pintu jalan menujunya akan dibukakan.
Ada sebuah pergerakan yang terjadi, saya menyebutnya “konspirasi alam”.
Saya orang yang selalu menyimpan banyak permintaan di dalam hidup, terlebih ketika rotasi kehidupan saya mulai membosankan dan buat mual.
Kita semua pernah ragu pada permintaan kita sendiri, apakah itu akan dikabulkan atau tidak.
Mana warna yang kamu suka? :’)
Kemudian Fahmi membelikan saya sepasang sepatu mahal, maaf saya menyebutnya mahal karena memang ini sepatu termahal yang harganya terhitung jumlah 6 pasang sepatu lainnya yang saya punya.
Menaruh harap pada sepasang sepatu tentu gila, tapi ketahuilah harapan saya untuk dibawanya ke tempat-tempat indah benar-benar terwujud.
Doa saya terbang, tertancap tepat di tengah bidak panahnya.
Setelah Gili Trawangan dan menikmati berlayar singkat dengan Bounty Cruises, tiba hari dimana saya dan Fahmi liburan menjelajah Nusa Lembongan dan saudara kecilnya Nusa Ceningan.
Matahari yang begitu terik bukanlah musuh para pejalan, tapi lighting paling sempurna dari Sang Pencipta yang hanya saja lebih hangat.
Next kita kemana, sepatu ?! *ini nggak ngiklah yah, serius!*
Dari tempat kami menginap yakni desa Jungut Batu banyak di temukan homestay low budget beserta penyewaan motor, maka kami pun menyewa sepeda motor untuk dipakai berkeliling.
Banyak pilihan tujuan yang dapat di pilih di kedua pulau.
Untuk Nusa Lembongan sendiri contoh pilihannya seperti; Dream Beach, Mushroom Beach, Devil Tears, Coconut Beach, Mangrove dan masih banyak lagi.
Jika berkunjung akan lebih asik jika menggunakan gaya traveling slow travel, sehingga semua tempat bisa dinikmati dengan lebih memuaskan.
Saya dan Fahmi bahkan berfikiran someday ingin singgah di pulau ini kurang lebih selama satu bulan.
Karena selain nyaman untuk menulis dan mencari inspirasi, Nusa Lembongan juga sangat safety.
Saya terheran-heran ketika menemukan dua sepeda motor yang terpakir didepan homestay kami dengan kondisi kuncinya masih menempel disana.
Dan ketika memacu motor dengan lebih seksama ternyata itu merupakan hal yang biasa terjadi.
Sepanjang jalan dan didepan rumah makan banyak saya temukan sepeda motor yang terparkir lengkap dengan kunci motornya, bayangkan jika di Jakarta tentu sudah lenyap dalam sekejap.
Mungkin karena pulau ini sangat kecil, mau mencuri pun mau di jual kemana ?!?
Panorama point dapat ditemukan saat menuju Desa Lebongan, This is a place that must be visited!!
Baca Juga : Sunset Sempurna di Blue Point Beach
Saat menuju Nusa Ceningan, inilah view yang didapat sepanjang jalan yang berada disisi kanan.
Di hari kedua kami bertujuan untuk menjelajah Nusa Ceningan, saya penasaran dengan jembatan yang menghubungkan kedua pulau ini.
Fahmi sih sudah menulisnya disini tapi saya tetap penasaran sebelum menikmatinya sendiri.
Selain itu juga ada salah satu spot menarik yang sebelumnya saya lihat di televisi.
Spot dimana pengunjung dapat terjun bebas ke laut dari tebing yang lumayan tinggi.
Ada alasan untuk terjun yakni betapa birunya air laut yang sungguh membuat siapapun tergiur ingin terjun (bagi yang bernyali tinggi sih ya –) tempat ini di sebut Cliff Jump Point.
Cliff Jump Point.
Baca Juga : #LiburanDiYogya : Prawirotaman, Jalan Internasional di Jogja
Perhatikan langkah, kalau nggak fokus bisa nyebur karena tergiur *curhat*
Rasa penasaran saya pun hilang setelah kami dapat menyebrangi jembatan penghubung dengan lumayan ngeri, tapi kondisi jembatan masih sangat baik jadi menyebranglah dengan anggun.
Setelah sempat nyasar karena salah ambil arah, akhirnya kami dapat menemukan Cliff Jump Point yang kondisinya sepi pengunjung karena air laut sedang surut.
Tapi rasa kagum saya tidak surut samsek (sama sekali)!!
Andai menyelam itu mudah, mungkin saya sudah terjun 5.678.975 kali kedalam air yang super biru itu.
Jembatan penghubung, Prewed disini kayaknya lucu yah?!
Baca Juga : Tertambat Hati di Desa Sawarna
Secret Point Beach, disini airnya dingin sekali loh !
Nusa Ceningan sangatlah kecil jadi jangan takut untuk nyasar dan kembali pulang.
Kami sempat menemukan Secret Point Beach yang seharusnya adalah resort, tapi karena sepi jadi kami melengos masuk saja.
hehehee Sebelum gelap kami segera kembali ke Nusa Lembongan untuk mencari spot yang bernama Devil Tears yang berada tidak jauh dari Sunset Point.
Devil Tears mirip-mirip dengan Water Blow di Bali yang menyuguhkan deburan ombak yang menabrak tebing karang.
Namun di Devil Tears ini debit airnya dan hantamannya lebih keras sehingga ombak yang menyembur ke tepian pun lebih tinggi.
Mungkin suara debur ombak itulah yang melatar belakangi mengapa dinamai The Devil Tears.
Devil Tears sedang beraksi.
Baca Juga : Bersenang, Menikmati Liburan di Penang
View from Pandan Cafe.
Tidak jauh dari Devil Tears ada tempat asik untuk menikmati sunset yang kami coba nikmati, yaitu Pandan Cafe.
Cafe sekaligus resort yang berada di Dream Beach ini sangat nyaman karena kita dapat dengan jelas memandang laut dan melihat dengan leluasa ombak besar yang sama seperti Pantai Dream Land di Bali.
Memesan secangkir kopi dan pancake saja bisa sangat betah disini 🙂
Baca Juga : ROMANTIS itu adalah MELAKA
Can you see my tanned face?! Huraay!
Masih banyak tempat menarik lainnya yang belum sempat kami kunjungi dan buat saya penasaran.
Tapi karena Fahmi harus segera singgah ke Bali untuk (dipaksa) menginap gratis kami jadi tidak bisa memperpanjang penjelajahan.
Well, semoga ada kesempatan lagi yaaa, My Gems ! :3
Beli sepatu baru ah….
Eeh aku jualan sepatu aja kali yah. wkwkwk
sangat tertarik ingin memiliki