Berangkat dengan GA 0430 merupakan kali kedua saya terbang menggunakan garuda, penerbangan pertama sebelumnya rute kepulangan dari Denpasar ke Jakarta dengan GA 0421.

Ada cerita lucu di check-in counterGaruda Bandara Internasional Ngurah Rai kala itu.

Saya yang memang hobby me-request seat window saat terbang sepertinya malah membuat staff check-in itu diam lama dengan air muka bingung, dan pertanyaannya pun membuat saya lebih kebingungan.

“maaf ka, umurnya berapa?” tanyanya.

Saya tidak menjawab karena pertanyaan itu tidak ada hubungannya dengan maksud saya yang hanya ingin kursi dekat jendela.

Karena melihat saya yang juga ikut bingung ia menjelaskan dengan ramah bahwa seat window yang saya pesan sudah full dan hanya tersisa di emergency seat saja.

Saya yang memang dulunya bekerja di suatu maskapai lain pun akhirnya mengerti.

Emergency seat tidak bisa digunakan olehpassengger di bawah umur atau Unaccompanied Minor (UM), dengan geli saya memberikan KTP saya dan mengatakan

“saya sudah 22tahun mas,sudah kerja juga jadi ticketing sales di airpot jakarta ;’) ”.

”oh maaf,saya pikir masih 15 tahunan“ sahut dia.

Dijatuhi Cintanya Garuda Indonesia

Kemudian kamipun tertawa geli.

Akhirnya saya mendapat emergency seat 15F ditambah sedikit obrolan tentang betapa sibuknya bandara Soekarno Hatta.

Hmm… service dan kesan pertama yang menyenangkan dari Garuda Indonesia.

Kembali ke perjalanan saya dengan GA 0430 tujuan Lombok Praya kali ini saya mendapat seat di 27F.

Saya tidak pernah berpikir bahwa proses check-in dan boarding garuda begitu ketat, seperti pemeriksaan ID di ruang tunggu.

BACA JUGA :  Mangkok Manis : Fenomenal Dessert di Bandung

Hal itu memang termasuk nilai plus, karena menghindari proses check-in yang bisa saja dilakukan staff atau calo sehingga bisa menerbangkan penumpang bukan dengan reservasinya sendiri.

Pemberian label warna hijau ,merah dan biru di boarding pass juga membantu proses masuk ke pesawat lebih teratur, thats smart! :”)

Berangkat di jam 10.50 (GMT 07) dengan ETA (Estimated Time Arrival) 13.55 (GMT 8), jarak perjalanan 1098 km ditempuh dalam 2 jam 05 menit yang saya pikir akan membosankan dan lama ternyata tidak.

Monitor yang ada di depan kursi bisa dinikmati dengan nyaman.

Garuda Indonesia Retro Livery Vintage Classic Livery Spotted At Bandara Soekarno Hatta!
Jujur rencana saya untuk tidur dan baca novel batal karna ada film indonesia yang kebetulan belum saya tonton (judulnya Sang Penari) hahahahaa.

Mbak Hani penumpang sebelah yang kebetulan TKI dari Arab, malah asik manggut-manggut karena asik mendengarkan lagu-lagu hits Indonesia.

Ya maklum dia pasti rindu tanah air. hihii!

Yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga, lunch di udara adalah salah satu dari sekian cita-cita aneh yang saya punya dan itu terjadi di pesawat boeing milik Garuda Indonesia.

Catat! *abaikan*.

Sebelum melahappasta ayam yang saya punya, saya diberi saksi betapa sabarnya para pramugari yang harus tetap ramah melayani semua penumpang, termasuk penumpang di depan saya yang agak rewel.

Tetapi mereka tetap baik dan ramah.

Salut untuk mereka!

Dengan akal sehat paling fit dan kesadaran penuh saya yakin ini penerbangan terbaik saya.

Dijatuhi Cintanya Garuda Indonesia

Baca Juga : Lombok is Trully Hidden Paradise of Indonesia!

Dijatuhi Cintanya Garuda Indonesia

Saya yang sedang asik menyaksikan film sang penari tiba-tiba dipotong pemberitahuan dari cabin crew yang menginformasikan bahwa disebelah kanan kita terdapat Danau Batur dan Gunung Agung.

BACA JUGA :  Rasanya Jadi Pregnant Traveler

Sekejap saya merasa menjadi pemudi Jakarta paling beruntung setanah air!

Posisi seat disebelah kanan dan jendela disamping membuat saya leluasa mengambil gambar sambil bergidik! Gunung tertinggi (3.142 mdpl) di bali itu dekat sekali, aaaaaak…

Sukurlah kamera DSlR kesayangan saya selalu dalam posisi stanby.

Rasanya ingin teriak ke cabin crew dan bilang “maaakaassiiihhh ya paaak piloootttt!!”

Servis yang excelent dari pilot Garuda Indonesia membuat saya terharu, karena saya yang merupakan penggemar berat pemandangan awan dan langit rasanya meleleh habis-habisan.

Tidak sampai disitu, setelah melewati Bali dan mendekati bandara lombok, sang pilot sepertinya sengaja terbang dengan ketinggian rendah sehingga saya bisa melihat dengan puas-dilipat tiga hijaunya pemandangan pulau lombok.

Sawah, bukit, gunung, aah indah! “pak pilot ,sepertinya saya banyak hutang budi sama bapak” itu rasanya yang ingin saya sampaikan kepada sang pilot.

Ada juga turis mancanegara yang duduk di kursi sebelah mba Hani.

Sepertinya mereka dari Australia, saya bisa lihat air mukanya yang juga puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Garuda Indonesia.

Menikmati sendiri servis yang begitu baik dari Garuda Indonesia membuat saya mengerti kenapa sebagian besar turis luar lebih memilih maskapai ini dibandingkan maskapai penerbangan nasional lainnya, termasuk maskapai yang pernah saya dedikasikan.

Dan tidak heran pulalah mengapa Garuda Indonesia tahun lalu mendapat penghargaan sebagai Best International Airline dan masuk dalam daftar maskapai bintang 4 dari Skytrax. Cool!!

Dijatuhi Cintanya Garuda Indonesia

Selanjutnya cerita pengalaman kepulangan saya dari Lombok yang juga bersama garuda, yang ketika beberapa kali naik garuda selalu menggunakan garbarata untuk menuju kepesawat.

Saya pernah naik maskapai lain yang harus naik dan turun di apron, padahal cuacanya saat itu sangat terik.

BACA JUGA :  Pesona Keindahan Pantai-Pantai di Pulau Lombok part 2

Oh iya satu pengalaman lain, saya pernah mempunyai bagasi tas ransel besar yang tidak memiliki kunci atau gembok khusus dan tetap kembali dengan utuh sepertinya hanya di maskapai ini.

Karena terbang ke Jakarta berarti ke arah barat maka saya memilih seat window sebelah kiri 21A.

Itu merupakan strategi untuk bisa mendapatkan pemandangan kepulauan jawa yang siap saya jepret.

Dan kali ini penumpang disebelah saya adalah ibu-ibu yang sudah lansia.

Standar proseduralnya untuk penumpang lansia memang harus duduk di kursi gang (aisle) sehingga mudah dilayani oleh pramugari.

Jadinya kursi tengah saat itu kosong.

Lupakan sejenak si ibu – ibu tadi, kepulangan saya ke Jakarta dengan Garuda Indonesia kala itu menambah koleksi foto dengan view yang amazing!

Sepertinya Garuda mudah dicintai yah. hihiii… Thanks Garuda Indonesia! ;D

Dijatuhi Cintanya Garuda Indonesia

Baca Juga : From Essay to WHV (Working Holiday Visa)

Dijatuhi Cintanya Garuda Indonesia

Baca Juga : Visit Jateng: Main-main Serius di Perkebunan Teh Tambi

Dijatuhi Cintanya Garuda Indonesia

Baca Juga : Teman Baru Di Pulau Pramuka

Dijatuhi Cintanya Garuda Indonesia

ps: tulisan ini saya ikut sertakan dalam kompetisi blog dengan tema “Perjalanan Seru bersama Garuda Indonesia ” yang diselenggarakan oleh Kompasiana dan Garuda Indonesia

You may also like

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *