Visit Jateng: Main-main Serius di Perkebunan Teh Tambi!
Saya meyakini bahwa semua orang Indonesia adalah “Tea Person”, atau bahkan yang mengaku-ngaku sebagai coffee person pun tanpa disadarinya juga seorang penggemar minum teh.
Teh adalah minuman yang hampir seluruh kedai di Indonesia, baik sederhana sampai mewahpun tentu menyediakan minuman yang satu ini.
Teh merupakan pilihan minuman paling tepat ketika dompet mulai boke, bonus ketika membeli nasi padang, dan minuman paling favorite ketika jajan di jajanan anak-anak SD.
Agrowisata Perkebunan Teh Tambi.
Ketika bertemu dengan hamparan kebun teh yang luas, saya bawaannya pasti kepingin foto, ah kalian juga pasti kan?!
Belum pernah sebelumnya mengetahui secara jelas mengenai pengolahan teh dan mempelajarinya.
Dan kesempatan untuk foto-foto sambil belajar akhirnya datang juga.
Masih dalam rangka kegiatan Fam Trip Jateng yang sudah saya tuliskan sebelumnya mengenai Anak Gimbal dan ‘Warna’ di Telaga Warna di hari kedua.
Kami di pandu oleh Pak Puji berkeliling kebun dan diberikan banyak pembelajaran mengenai minuman yang sudah sahabatan banget sama paginya milik saya ini.
Sibuk meliput dan mencatat, tebak siapa yang banci kamera?!
Baca Juga : Discovering Chanoyu : Pengenalan Budaya Jepang Melalui Upacara Minum Teh
Tambi tea pickers.
Beliau menjelaskan bahwa Teh adalah minuman yang mengandung kafein, dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dengan air panas.
Teh wangi melati merupakan jenis teh yang paling populer di Indonesia.
Pak Puji juga memberi saran untuk kita agar jangan terlalu sering meminum teh dengan es batu.
Es teh menyimpan potensi merugikan bagi kesehatan, konsumsi es teh berlebih meningkatkan risiko menderita batu ginjal karena mengandung konsentrasi tinggi oksalat, yang merupakan salah satu bahan kimia kunci yang memicu pembentukan batu ginjal.
Nah lo, murah tapi berbahaya –‘
Satu orang pemetik di Agrowisata Perkebunan Teh Tambi dapat memetik 80 kg hingga 100 kg per hari.
Dan umumnya jika area yang dipetik seluas 800 hektar maka harus ada 8 orang pemetik yang bekerja, gilaaaaak pegel !!!
Makasih ya buk, pak berkat kalian juga kami bisa menikmati minum teh setiap hari :’)
Baca Juga : Lombok is Trully Hidden Paradise of Indonesia!
Mbak Indri mencoba menjadi pemetik teh.
Empat tahun sekali ada area kebun yang akan di babat habis hingga kering tanpa daun, dan setelah empat bulan akan kembali ditumbuhi tunas baru.
Tunas tersebut akan kembali tumbuh rindang dan memiliki banyak pucuk-pucuk teh segar.
Tidak mudah untuk merawat tanaman teh, ada saja ulat/hama atau lumut-lumut yang menyelimuti batang pohon.
Hal itu akan mengurangi kualitas teh sehingga batang tanaman harus rutin di gosok untuk dibersihkan dari lumut yang menempel.
Yang sangat di sayangkan dan di proteskan kami sama Pak Puji adalah, kenapa di Datatan Tinggi Dieng ataupun daerah lainnya di Indonesia yang merupakan negara penghasil teh terbesar ke-5 di dunia ini tidak ada budaya ritual minum teh?!
Pasti menyenangkan jika ada tempat di Dieng yang dapat menyuguhkan teh khas daerahnya sendiri, mulai dari teh rasa yang berasal dari bunga, pucuk hingga batangnya.
Yaaa semoga saja usulnya dapat segera terealisasikan.
Jangan terlalu serius, kami menyimak informasi tapi sambil multitasking kok.
Selain Mbak Indri yang narsis dengan keranjang teh, adalagi kak Firsta dan Alid yang bikin video clip lagu India.
Menyenangkan sekali wisata santai banyak ilmu kayak gini, semoga kami dapat kembali dipertemukan dalam program trip lainnya. Amiiiin!
Senyumku sama kebunnya adem mana?! ;p
itu kak indri dah pantes jadi akamsi aka anak kampung sini, cucok jadi pemetik teh #DisambitKranjang
hahhaaha baru denger itu istilah akamsi, hahaha mas cumi tegaaaa!
Cpationnya foto Fahmi bikin ngakak. Banci kamera1 hahahaha
aku tau banci kameranya siapaaaa….
*komennya nyambung dari twit, haha
kampret baru ngeh aku di nomention banci kamera | *edisi GR*
makasih ya ulet daun teh! yg tiba2 nyembul diantara pohon2 teh
hahahaha
ITU KENAPA PAS MULUTKU MONYONG GITU PUT?
*gak sante*
deuh kak, kok pura2 polos gitu sih?! kamu tanya aku, aku tanya siapa?? hahhahaa
:p :p :p
Ssssssttt kak, udah dong aku nggak mau di blacklist 🙁
ini kalo isterinya ngeliat suaminya monyong-monyong gitu ilfeel nggak yak kak?? ahhahahaa
"dan umumnya jika area yang dipetik seluas 800 hektar maka harus ada 8 orang pemetik yang bekerja, gilaaaaak pegel !!!"
Emang iya ya Put, kemarin ngeh nya kayanya 1:1 deh, 800 hektar berarti kurang lebih sekitar 800 orang pemetik teh. Iya ga sih? Tapi kalau bener seperti kata kamu, iya sih pasti pegel banget secara 1 hektar aja setara dengan 10.000 meter persegi.
yang aku catat sih gitu kak, tiap hari kan lahan yang di petik beda-beda, nah mungkin ada pergantian/shift-nya lagi. Atau catatanku yang salah yaa?! Tapi diliat dari cepet dan tangguhnya mereka metik jadi ngerasa mungkin, ditinggal sebentar ajah udah jauh. Ehehehee