![]() |
Sunset bersama masa depan ;p |


Saya sarankan jangan mengkuti jalur yang kami gunakan jika ingin instant, kami sangat menyukai gaya treveling overland, selain dengan motor tentu saja dengan kereta yang kami anggap lebih romantis. Naik kereta Tawang Alun dari Malang menuju Banyuwangi, kemudian menyebrang dengan kapal ke Pelabuhan Gilimanuk yang jadwalnya ada setiap satu jam. Dari sana menggunakan Mini Bus, kami langsung menuju Pelabuhan Padang Bai untuk kembali naik kapal laut ke Lombok, tiba di Pelabuhan Lembar perjalanan belum berakhir karena harus menuju dermaga Bangsal untuk baru kemudian bertemu tiga Gili yakni Gili Air, Gili meno dan paling ujungnya Gili Trawangan ! (Itu adalah rekor overland terpanjang yang saya alami)

Jangan bayangkan Bali atau Lombok besarnya, yang masih dapat ditemukan orang lokal untuk menikmati pantai, di Gili Trawangan saya satu-satunya turis lokal-dan-berhijab. Seluruh papan petunjuk ataupun menu restoran tidak ada yang berbahasa Indonesia, menunya pun western semua, apalagi percakapan dengan bahasa sendiri. All people using English, here!
![]() |
Siapapun rela basah untuk ini |
![]() |
Janji gak renang, balik ke hotel tetep ajah basyaah. ehehe |
Hal tersulit yang dilakukan di Gili Trawangan adalah menahan untuk tidak basah, well i\’m give up! Saya sudah sangat gosong karena berkali-kali nyebur ke air tanpa sempat pakai sunblock, keindahannya memang juara hanya saja disini sangat MAHAL !
![]() |
Sunrise ini saya ambil sendirian karena Fahmi masih molor, gak kalah adoreable kan?! 🙂 |
Tapi Gili Trawangan tetap loveable untuk diexplore, pulau kecil ini bebas dari asap kendaraan karena memang tidak ada kendaraan bermotor dipulau ini, seperti di Belanda kendaraan utamanya memakai sepeda. Adalagi kendaraan utama untuk mengangkut barang atau mungkin turis yang ingin mencoba yakni sejenis gerobak yang ditarik oleh kuda. Tapi percayalah saya dan Fahmi keliling pulau hanya dengan berjalan kaki, alesannya ?!? hmmn… karena bisa sambil peluk-peluk hahahaa
![]() |
Suasana pasar malam Gili Trawangan |
Siapa pernah menikmati pasar malamnya Trawangan?! Nah selain sunset yang sangat indah di Sunset Point, pasar malam ini juga menjadi salah satu hal yang harus dinikmati saat berada disini. Letaknya tepat di depan dermaga utama Gili Trawangan, yang dijual kebanyakan kuliner dan seafood yang dibakar atau dibuat kebab. Kami nemu gado-gado tapi harganya 20.000/porsi, lebay -______-
Waktu yang baik berkunjung ke Gili Trawangan atapun dua Gili lainnya adalah dimusim kemarau, setelah merasakan besarnya arus saat menyebrang dari Bangsal, pasti akan semakin mengerikan jika dilakukan saat hujan, kemarin saja saya udah jerit-jerit saking seramnya. Tapi saya nggak kapok, someday ingin berkunjung kembali lebih lama sambil membaca kembali novel mengharukannya om Tereliye ;\’)
![]() |
Couple of black. yeah !! |
![]() |
Gili Trawangan memang indah, tapi mataharinya itu loh….. pft |
Putri sama bantal..fahmi sama cumi..hehe
Kece kaa!! Pas baca sunset bersama rosie akupun ngebayangin sepenggal surga di timur sana yang bernama gili trawangan. Semoga aku bisa secepatnya kesana juga. Aamiin ?
Amiiiiin, pasti bisalah.. Gampang nyebrang langsung dari Bali juga bisa. Hihii
Mz jangan ungkit kembali masa lalu yg kelam itu mz -_____-
Originally planned for 3 nights but stayed for 4 because it was so nice – and will be coming back in February next year. The island itself is so chilled, you can do whatever you want for very little money and just have a great time.
I’d recommend staying at a hostel/hotel a few streets away from the beach to keep costs down and find somewhere less busy (Panda Cottages was really nice and cheap). Eating and drinking out is also cheaper a few minutes inland from the beach.
Will definitely be coming back many times