Untuk hitungan pendaki saya sadar betapa cupunya diri ini untuk menakhlukan mdpl-mdpl ditanah air yang Indonesia punya.
Tapi sadar bukan berarti patah arangkan?
Setelah penat dengan tumpukan reservasi tour kepenjuru dunia dikantor, dan tugas perkuliahan yang gak pernah ngajak jalan-jalan, yaaa katakanlah saya haus melangkahkan kaki.
Maka ajakan cewek manis yang fansnya juga manis-manis pun tidak saya sia-siakan (red: Sarah).
“Gue mau naik Pulosari besok, pp sih jadi gak nenda”.
Memang gak ditemukan kalimat ajakan sih, yaaa ‘haus is haus’ bolelah sikit memakse =D
Bernarsis ria di kawah Gunung Pulosari.
Gunung Pulosari bertengger di Pandeglang, Banten tingginya 1.346 mdpl, start termaching bisa dimulai dari terminal Pakupatan, Serang.
Sarah sudah merantau di Serang sejak 4 tahun yang lalu, jadi saya dan Teeqa yang pribumi Jakarta harus ke kota yang panasnya cetar itu even at 00.30 a.m.
Alhamdulillah ke-unyuan kami masih dilindungi Allah SWT (selamat sampai di Serang).
Rencana berangkat ke Pandeglang memang saat subuh, jadi sementara kami bermalam di Serang *kost sarah*.
Selain saya, Sarah dan Tika, ikut serta pria-pria yang hanya saya kenal lewat facebook dan tumblr sebelumnya.
Deni dan Ejay teman sekelasnya Sarah, kami sudah cukup dekat untuk masalah hati-kehati tapi baru kali ini berjumpa.
Halaah Dari terminal serang jarak tempuh sekitar 1 setengah jam dan menapak di Pasar Mengger, nah dari sana kita masih harus naik mikrolet kecil tujuan Pasar Pari.
Di bus Ejay yang menawar harga ongkos menggunakan bahasa Serang kentalnya, and now giliran aksinya Deni yang ber-conversation dengan para tukang-tukang ojek.
Finally dari tarif 20.000 merosot jadi IDR 7.500/kepala, akh bisa bahasa daerah itu memang kereeeeeeen yes!!
Bicara tentang Deni dan Ejay, sebagai orang matematika mereka gak sekaku integral dan serumit Cos-Tangen.
Deni juaraaaaa banget dalam urusan olah kata, duuh tulisannya asa nggak pernah nggak keren, cerpennya nggak pernah nggak bagus dan entah kenapa dia bisa masuk dalam hitungan orang matematika.
Satu lagi kalian harus sekali mampir ke http://dzakwanali.tumblr.com/
Nah untuk Ejay, pria tangguh yang secepat kilat menapaki hutan ini tanpa diduga pe-mabuk darat pemirsah, siapa yang sangka jika sosok ranger Gunung Pulosari ini tidak begitu suka perjalanan dengan angkutan umum atau bus.
Well segera buka landasan terbang di kotamu Yay! Pake helli ajah xixixi ;D
Tapi mengenal teman pejalan baru yang asik itu suatu anugerah, satu hal yang menambah kecintaan dalam travelling.
Setelah terakhir menunggang ojek kami akhirnya tiba dan langsung melaporkan pendakian di post pertama.
Berdoa dipimpin Deni and we were start!
Puncak yang menanti kami.
Pemandangan di sepanjang jalan.
Baca Juga : Magnet-magnet Tangkuban Perahu
Jangan lupa untuk membawa bekal air ya!
Dan akhirnya tiba di kawah.
Baca Juga : Bersenang, Menikmati Liburan di Penang
Ketika sampai sudah ada cukup banyak pendaki lain.
Waktunya narsis.
Baca Juga : #LiburanDiYogya : Perfect Picnic Berkat Gallery Prawirotaman Hotel
All team!
Untuk kategori gunung, Pulosari termasuk complete package, dari hutan lebat, waterfall dan kawah yang mengepulkan asap belerang cukup pekat juga ada.
Saat tiba di kawah ada lagi teman Sarah yang juga mengenal Ejay dan Deni, entah siapa nama aslinya saya hanya mengenalnya dengan sebutan Unyun, Unyun bersama lelakinya yang kami panggil ‘abang’.
Sayangnya kami tidak melanjutkan pendakian sampai puncak, selain mendung medan yang semakin sulit dikarenakan longsor yang belum lama terjadi, jadi kami hanya menikmati kawasannya kawah saja.
Mungkin next time pada waktu lain dan kucuran nikmat melebihi kesempatan kali ini. Thanks for the nice trip my Lord ;’)
Ya ampyuuuun itu photo tahun kapan kak???