Setiap mendengar destinasi Gunung Bromo saya selalu membayangkan sebuah negeri dongeng dalam wujud asli di tanah jawa, ya karena penampakan itulah yang saya dapat setiap guugling.
Sebuah lansekap padang pasir maha luas yang bahkan pasirnya bisa berbisik, sungguh mengherankan mengetahui daratan tersebut berada di dataran tinggi.
Bromo seperti bangkit dari sebuah dasar yang dalam, menunjukan kebesaran Yang Maha Kuasa dan menjadikannya gagah sekaligus mematikan.
Tanah Jawa rasa bulan :))
Lama bagi saya untuk menunggu kesempatan bisa berkunjung dan menyaksikannya sendiri.
Sebelum saat itu tiba sebelumnya saya telah menyaksikan sebuah travel video yang berjudul Departures S3E14 Indonesia The Ring of Fire.
Scott Wilson dan Justin Lukach merupakan dua traveler yang memiliki misi berkeliling dunia, sampai akhirnya tiba untuk berkemping di Gunung Bromo.
Bukan lagi soal keindahannya tapi saya seperti di tampar video tersebut, bagaimana boleh orang yang begitu asing took a lot of pictures, get the wordeful camp and enjoy the nice hiking in my own heaven??
Misi saya harus segera di reaslisasikan!
Meski ada kepentingan lain yang mengharuskan saya dan Fahmi untuk singgah ke kota Blitar beberapa hari misi inipun akhirnya terlaksana.
Kami menempuh perjalanan dari kota Blitar dengan mobil pribadi ketika menjelang tengah malam.
Estimasi 5 jam perjalanan ternyata memakan waktu lebih lama karena memang perjalanan ingin dilaksanakan dengan santai.
Kami tiba tepat ketika subuh, kendaraan pribadi tidak diijinkan masuk sehingga kami harus bertukar kendaraan dengan Jeep.
Dan seperti yang disarankan Fahmi dalam blog pribadinya yakni 4 Alasan Jangan Ke Bromo Ketika Peak Season saya menguatkan alasan itu.
Tak dinyana ternyata tidak hanya saya yang penasaran dengan Bromo.
Yaa, kunjungan saya ke Bromo memang ketika peakseason tiba maka tidak heranlah jika tempat ini di penuhi banyak wisatawan lokal.
Wajah Bromo ketika peak season
Tapi kekaguman itu tidak sirna, saya tetap mensyukuri atas karuniaNya menempatkan Bromo di tanah kami (Indonesia), mewujudkan fantasi saya akan negeri dongeng di kehidupan nyata.
Di Kunjungan pertama saja saya sudah yakin bahwa Bromo tidak memiliki sedikitpun sudut membosankan untuk dinikmati.
Spot pasir berbisiknya Bromo.
Baca Juga : #LiburanDiYogya : Keraton Yogyakarta
Lapisan awan, kabut, bukit, savana dan pasir dalam 1 gambar, what an amazing shoot ;))
Baca Juga : #LiburanDiYogya : Museum Ullen Sentalu, Wisata Museum Terfavorit
Negeri dongeng telah saya pijak, yeay!
Saya tidak ingin menyebut Bromo sebagai sebuah ‘surga’ karena setiap tempat yang disebut sebagai ‘surga’ pastilah akan segera menjadi calon ‘neraka’.
Semoga ‘rumah’ yang satu ini tetap bisa terus dinikmati kenyamanannya oleh tuan rumah maupun tamunya.
Dan kita sebagai sang tuan rumah mempunyai tanggung jawab itu, menjaga keindahannya.
Tunggu kunjungan kami selanjutnya ya Bromo 😉 (karena saya tidak akan sendiri)
Rame banget tuch bromo hahaha, ngak tahan ama senyum narsis nya 🙂
Wah klo itu sih sepi, coba tanggal merah, asli gak bisa gerak di Pananjakan haha
hah seriuss?? panajakan itukan jalanannya serem, gilee banget -,-
iya mas cumi, nasibnya klo kemana2 ketemu high season terus hksss
hahaha emang kamu ajah yang boleh narsis ;p
Bromo emang super kerennn. Inilah salah satu destinasi yg pengen banget tak kunjungi dalam waktu dekat, smoga bisa segera kesampaian.
amiiiiiiiiiiiiiin, destinasi wajiblah memang bromo ini min. makasih sudah mampir ;)))
Bromo memang tidak pernah dapat dilupakan…
Terimakasin sudah berbagi… mengingatkan kembali ke BROMO…
Salam Kenal
Bromo memang selalu membuat orang terkesan dan selalu ingin kembali ke sana…
Jalan-jalan ke Jogja juga Mbak Putri…jangan lupa menyaksika Sendratari Ramayana Ballet di Mandira Baruga (Purawisata)….:-)
visit us : http://www.amazingramayanaballet.com