Taraaaaaaaaa, akhirnya YME memberikan saya waktu luang untuk kembali berexplore plus mengisi blog pribadi.

Ujian akhir semester selesai, kantorpun memberikan cuti untuk melepas penat. Jodoh (tempat) kali ini di ujung bagian timur kepulauan jawa, Kediri.

Karna kami stay di kota Blitar jadi tidak perlu waktu lama untuk tiba di Sebuah monumen setinggi dua puluh lima meter yang berdiri kokoh di titik bertemunya arus lalu lintas dari lima arah, yaitu Kota Kediri, Pare, Pagu, Pesantren dan Gurah ini.

Arc de Triomphe versi Kediri

This is it Arc de Triomphe wanna be.

Jujur, untuk menulis tentang bangunan yang satu ini saya agak kebingungan.

Dari banyak artikel yang saya baca, beberapa penulis ada yang kagum namun lainnya menyayangkan karena bangunan ini jelas meniru Arc de Triomphe, di Kota Paris.

Memang benar, tempat sepenting dan strategis seperti simpang lima gumul Kediri ini seharusnya memiliki bangunan yang berjati diri sendiri tanpa campuran monumen kebudayaan negara lain.

Arc de Triomphe versi Kediri

Serius kembaran sama Arc de Triomphe yah!

Tapi sekali lagi kita hanyalah warga negara kecil di negeri ini, tidak memiliki power apapun apalagi membangun sebuah monumen.

Untuk saya sendiri tidaklah perlu lagi mengumpulkan kebobrokan negeri sendiri (karna tidak akan ada habisnya).

Waktunya berusaha memiliki power, menjadi sosok berpengaruh serta memperbaiki yang bisa kita perbaiki dan menelan pahit rasa malu budaya meniru.

Monumen Arc de Triomphe versi Kediri ini sepertinya memang lebih anggun dimalam hari, ketika di terpa banyak cahaya bangunan ini menjadi semakin mencolok dari kejauhan.

BACA JUGA :  Dijatuhi Cintanya Garuda Indonesia

Seperti Monas di jakarta untuk mengunjunginyapun tidak di pungut biaya kecuali parkir.

Tentu masih ada sisi positif yang bisa diambil, karna ketika mengunjungi tempat ini sayapun menjadi termotivasi untuk bisa benar-benar berada di Arc de Triomphe di kota Paris.

Baca Juga : #LiburanDiYogya : Prawirotaman, Jalan Internasional di Jogja

Arc de Triomphe versi Kediri

Monumen lebih cantik ketika malam hari.

Di setiap sisi bangunannya terdapat ukiran-ukiran unik yang menggambarkan lima agama di Indonesia serta kegiatan sehari-harinya.

Mungkin hanya satu itu perbedaannya dengan Arc de Triomphe, semoga saja bukan hanya bangunan Paris yang bisa kita tiru tapi juga kemajuan dan perkembangan di Eropa bisa kita susul.

Setidaknya tempat ini masih bermanfaat sebagai tempat hiburan dan mencari nafkah warga setempat.

Semoga Kediri dan Indonesia bisa segera mandiri dan percaya diri agar semakin kita banggakan yah. amiiiin ;’)

You may also like

5 Comments

  1. ia mirip ya, baru tau ada bangunan seperti ini di Kediri 🙂

    travel blog : silahkan mampir ke samanthasiahaan.com

  2. Aku lewat tempat ini pas lagi roadtrip motoran, tapi siang-siang. 😀 Malam hari terlihat lebih keren Put.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *