Daripada meratapi bully-an dari para rekan blogger akibat ditinggalkan My Groomy ke Sulawesi selama 2 minggu alias penundaan Honeymoon, lebih baik cari pahala dengan sharing pengalaman ke teman-teman yang mungkin saja punya rencana menikah. Sejak awal saya dan Fahmi tidak ingin memiliki konsep yang \’WAH\’ untuk pernikahan kami, bahkan cari cincin lamaranpun baru sempat H-5 sebelum acara. Tidak ada pemesanan apalagi browsing-browsing di shop jewellery online, nemu toko pilih ukuran dan langsung bayar.

Menekan Budget Menikah ala Traveler
Wedding Card tampak depan dan belakang design by : Hafidh Aliy Al Baqiy

Lamaran di bulan Juni dan rencana pernikahan dari kedua belah pihak keluarga sepakat dilaksanakan pada tgl 19 Oktober 2014, namun tiba-tiba pihak keluarga Fahmi merevisi tanggal dan bulannya. Ada semacam perhitungan Jawa, meskipun semua hari adalah baik tapi kami berdua manut saja. Akad dan resepsipun maju menjadi tgl 28 September yang berarti hanya ada waktu 3 bulan untuk mempersiapkan semuanya. And For Your Information bahwa saya saat itu sedang menyusun tugas akhir dan harus sidang di tanggal 17 Juli, gak usah ditanya lagi bagaimana stressnya saya huft.

 

Pendaftaran sidang dan pendaftaran KUA, bahkan saya bingung untuk memprioritaskan yang mana tapi syukurlah semua lewat dengan lancar. Manalah punya waktu memikirkan Prewedding Photo, selain waktu yang tidak punya budget juga menjadi salah satu pertimbangan. Toh kami lebih suka foto bareng di Bukit Malimbu atau Pantai Tangsi daripada pake-pake konsep dalam studio dan uangnya bisa alokasikan buat hanimun. muekekek 

BACA JUGA :  Peran Orang Tua Pada Pendidikan Anak Zaman Now

Kemudian masalah muncul, Mamah saya dan Ibunya Fahmi menagih foto \’bagus\’ kami berdua untuk keperluan undangan ( baik untuk acara di Jakarta maupun di Blitar ). Bagi kami yang kekinian banget undangan gak perlu lagi banyak dicetak karena jaman sudah serba digital, tapi point disini adalah pernikahan bukan hanya sekedar acara antar kedua mempelai namun acara dua buah keluarga besar. Kebanyakan undangan pastilah tamu dari pihak keluarga sedangkan teman-teman kami hanya 30% nya saja.

 

Harusnya tidaklah begitu masalah karena kami sudah memiliki cukup banyak foto bareng di beberapa tempat traveling, tinggal dipilih dan tempel diundangan. Masalahnya ada di syariah (halah) karena beberapa waktu yang lalu saya memutuskan untuk berhijab, jadi saya kekeh tidak ingin menggunakan foto undangan tanpa hijab begitupun foto yang akan di share di Web Invitation Wedding kami nantinya. Mau gak mau kami harus foto prewedd, huft.

Gusti Allah Maha Pemurah, tanpa disadari saya dikelilingi teman-teman yang multi talented. Mulai dari desain undangan, foto prewedding, sampai tanpa perlu lagi menyewa fotografer dan videografer dihari H. Aaaaaaaaa saya sayang sekali sama mereka, mereka banyak sekali menolong dan membantu dengan hasil yang sangat memuaskan. 
 
Suka?? Saya jugaaaaaaa, jadi mau nikah terus *dikeplak misua* ceritanya traveler jadi mau go green so undangan dicetak dalam ukuran 21×14 cm, hanya satu lembar! Unique, simple, bisa disebar versi digital dan jauh lebih murah dari undangan yang mamah saya cetak. Aliy (@aaliway) menerima design sesuai materi yang kita inginkan, seperti apa konsepnya dia akan menyesuaikan dan merevisi sampai kita klik dengan hasilnya. Aliy ini adiknya Sarah (@Sarahhasbiy) yang notabene adalah travelmates saya kalo ngtrip, tau logo barunya @catperku ? Nah itu juga Aliy yang mendesainnya loh. 
 
Menekan Budget Menikah ala Traveler
Prewedding yang sangat sederhana tapi memorable 🙂
BACA JUGA :  Pesona Keindahan Pantai-Pantai di Pulau Lombok part 1
Menekan Budget Menikah ala Traveler
Make up by; Rachmatika
Menekan Budget Menikah ala Traveler
Mata merah, iya saya mewek –“
Menekan Budget Menikah ala Traveler

 

Menekan Budget Menikah ala Traveler
100% snapshot
Menekan Budget Menikah ala Traveler
Keluarga saya banyak yah?! hihii
Menekan Budget Menikah ala Traveler

 

Menekan Budget Menikah ala Traveler
Bridegroom masa kini :p
Menekan Budget Menikah ala Traveler
Rekan-rekan TBI *heboh*
Nggak cuma adiknya.. Sarahpun sangat berperan karena dialah fotografer terbaik yang saya punya kala traveling kemanapun. Maka nggak ada alasan lagi untuk tidak meyusahkannya memotret foto prewedd dan wedding kami. Saya yakin bahwa traveler yang sering memainkan kamera berkemungkinan sekali mengembangkan bakat memotret seiring dengan perjalanan-perjalanan yang mereka lewati. Well, coba diambil peluang tersebut.. karena dengan begitupun teman kita akan semakin termotivasi untuk terus berkembang. “Lo juga harus makin sukses ya sar !”

 

Menekan Budget Menikah ala Traveler
Sarah Hasbiy Asy-syifa my lovely fotographer <3
Tanpa kelengkapan alat dan lighting yang seadanya saya sangat puas dengan hasil foto-foto dari teman cantik yang satu ini, bisa di kepo sendiri blognya disini. Masih ada Alwanda dan Jahari yang juga telah membantu saya, mereka mahasiwa broadcast yang tugasnya menggarap video wedding kami yang saat ini masih tahap penyelesaian. Menekan budget dengan sadar talent yang sudah ada gak ada salahnya bukan?! Betapa bersyukurnya saya memiliki teman-teman super baik seperti mereka. Jika berniat untuk menggunakan jasa mereka, bisa kontak saya atau Sarah langsung yah :))
 

You may also like

16 Comments

  1. Undangan pernikahannya fotonya bagus Put. Aku sukaaaa deh. Keren!
    Selamat yaaa (sekali lagi) atas pernikahannya. 🙂

  2. Salah dua kebahagiaan dibumi adalah; dipercaya Tuhan untuk temanan sama orang-orang baik, dan dipercaya manusia untuk hal apapun. Makasih banyak udah percaya gw diacara lu yang sakral Poh. Ciuuuuuum. *seneng*

  3. Aaaapik banget design undangane. Cuman gak sreg sama warna ijo toska yg gak nyambung sama warna fotonya yg lebih ke yellow green. Tapi gak ngefek sih, khan itu design depan dan belakang. Hahahaa..

    Jadi, kemarin di Tambi kalian nginep satu kamar? #eh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *