Jadi dalam rangka kangen-kangenan karna udah lama banget gak jalan bareng, akhirnya saya dan dua sahabat saya memutuskan untuk jalan-jalan ke Bandung.

Excited banget, karena beda dengan trip-trip kami yang sebelumnya sebab kami bawa 2 anak bayik(20 bulan masih bayik bukan sih?) Raka dan Nuun yang lagi aktif-aktinya.

Dipilih Bandung karena paling mudah, dekat, hemat dan memungkinkan untuk dijadikan trial trip dengan 2 kanak-kanak ini. Biar gak shock-shock banget gitu dari kegiatan trip yang sebelumnya  ketika masih single dan udah lamaaaaaaaaa banget.

Singkat cerita, setelah menentukan tanggal keberangkatan dan cuti Tika diapprove. Kami segera bagi tugas, Tika beli tiket berangkat, Sarah beli tiket pulang dan saya kebagian cari Airbnb. Kenapa pilih Airbnb?!

Karena kalo hotel riweh untuk pesen 3 dewasa dengan 2 bayi, sedih dong kalo harus pisah?! Gak dipisah bingung bayarnya, mehoong cyin! Airbnb udah paling cucok, coba tebak kami dapet harga berapa?!

Untuk total menginap 3 hari 2 malam, kami cuma perlu bayar 560 , fasilitasnya lebih menyenangkan daripada hotel karena bisa masak sendiri. Pokoknya apa yang dibutuhkan mamak-mamak bawa anak Alhamdulillah terpenuhi di Rhapsodic Spacy ini, yang minat bisa search aja namanya di website Airbnb yaa.

Ada Apa Dengan Rabbit Town Bandung??
Helloo!!

Kereta kami berangkat jam 11.30 dari Gambir, sengaja dong pilih Senin siang biar agak santai berangkatnya. Tapi ternyata strateginya kurang tepat, karena untuk ngejar kereta jam segitu kami harus berangkat jam 8 pagi dimana Jakarta lagi macet-macetnya, bahkan jalan tol. Untungnya driver taxi online kami sakti, jadi kami selamat sampai stasiun 10 menit sebelum kereta berangkat, Nyariss cuy

BACA JUGA :  The Must Have Items: Immune Guard dan Vitamin Andalan

Jadi baiknya pesen tiketnya sekalian pagi aja supaya ketika berangkat jalanan belum macet, kecuali kalian tetanggaan sama Monas hehehe. Baru berangkat udah drama, untungnya 2 bocah aman sepanjang jalan(eh rel). Gak cranky tapi sibuk bolak-balik dalam gerbong kereta, mereka mendadak jadi menyenangkan karena bisa makan banyak sama-sama.

Gak banyak tempat yang kami kunjungi di Bandung, karena bagaimanapun traveling with baby gak bisa dilakukan dengan itinerary yang padat. Gak sanggup juga sih mamaknya hahahah. Jadi kami cuma ke Rabbit Town, 2 kali ke Masjid Agung/ Alun-alun Kota Bandung dan Floating Market di Lembang. Untuk Floating Market saya udah pernah review ya, nah kalo alun-alun aktifitasnya cuma mantengin 2 anak kicik lari-larian di atas rumput. Mereka senang mamak semaput (:

Ada Apa Dengan Rabbit Town Bandung??
Baru masuk udah ada spot foto seru nih, gemesin ya gambarnya?!

Jadi saya mau bahas Rabbit Town yang belakangan lagi viral di media, karena diduga menjiplak karya dari seniman luar( kami datang sebelum kasus ini mencuat yaa).

Saya baru banget tau destinasi wisata ini dari mamahnya Nuun, Sarah yang katanya baru aja dibuka awal tahun ini. Karena masih baru banget dan super ramah anak, ditambah letaknya yang berada di kota jadi tanpa ragu kami datang kesini bulan Ferbuary lalu. Letaknya berada di Jalan Rancabentang No 30, Ciumbuleuit, Kota Bandung.

Namanya aja wisata selfie, jadi gak heran kalau disini ada banyak banget spot seru yang bikin semua pengunjung sibuk dengan kameranya termasuk kami.

Pokoknya kalau datang kesini baterai kamera kalian harus full ya, berikut wahana yang ada di Rabbit Town yang bisa kalian nikmati: LA Store, Museum Of Ice Cream, Love Lock, Hollywood Land, Cookie Monster, Bambi Love, Lala Story, Dove Garden, Koi Garden, Lala Town Playground, Arderic Tree House, Dragon Fish, Love Light, Jungle Arena.

BACA JUGA :  Rasanya Jadi Pregnant Traveler

Buanyak ya?! Nah kabarnya ada 4 karya yang dijiplak plek plek sama pengelola, salah satunya karya yang ada di foto pertama yang memang mirip banget sama Urban Light karya Chris Barde yang berada di Lacma, Los Angeles. Sedih ya… apalagi pas denger kalau kasus ini udah kedengeran sama media luar.

Ada Apa Dengan Rabbit Town Bandung??
They look so happy!
Ada Apa Dengan Rabbit Town Bandung??
 Akur hingga dewasa ya nak

Kalau pendapat saya pribadi, sebenernya dijaman yang serba “I\’ll do anything for good picture” atau jaman dimana tujuan orang jalan-jalan demi dapat foto yang bagus, entah untuk media sosial atau dikoleksi. Membuat ada banyak destinasi wisata yang penyuguhannya familiar, atau dimirip-miripin.

Misalnya Danau Biru di Jogja mendadak hits, lalu muncullah destinasi-destinasi wisata serupa yakni wisata selfie yang ada di ketinggian. Lalu Monumen Simpang Lima Gumul yang bentuknya menyerupai Arc de Triomphe yang berada di Paris, Sleeping Buddha di Mojokerto yang mengadopsi dari Thailand. Bagi siapapun yang pengen banget ke Paris atau Thailand pasti seneng ka ya datang kesana?! Apalagi yang namanya wisata Gembok Cinta, udah menjamur di mancanegara.

Jadi saya gak mau ikut-ikutan mencaci Rabbit Town yang memang berhasil membahagiakan Raka kala itu, hehehe. Meskipun memang amat disayangkan sih, akan lebih santun jika karya tersebut dicantumkan sumber inspirasinya, atau siapa penciptanya, atau mungkin bayar royalti, cakep banget dah.

Dari yang saya amati (cuma amati ya gak ikutan comment) pihak Rabbit Tow sudah ngasih tanggapan di akun instagramnya berupa permintaan maaf serta berterima kasih untuk kritik dan sarannya. Semoga permintaan maafnya gak sebatas itu aja ya gengs, dan bisa berbenah untuk jadi lebih baik.

BACA JUGA :  Beli Disini Ya! Kumpulan Link Rekomendasi
Ada Apa Dengan Rabbit Town Bandung??
Gak tau dijual atau enggak, tapi bonekanya lucu-lucu sekaliii
Ada Apa Dengan Rabbit Town Bandung??
Nak kicik heboh nemu giant rabbit
Ada Apa Dengan Rabbit Town Bandung??
Spot ini yang paling cantik menurut saya, sayangnya kena kasus plagiarisme -,-
Ada Apa Dengan Rabbit Town Bandung??
Iya, Raka emang banci kamera banget!hahhaa

Lepas dari kasus plagiarisme, Rabbit Town ini menyenangkan banget kok untuk dikunjungi, tanpa perlu jauh ke Lembang dan kena macet di jalan. Apalagi yang bawa-bawa balita super aktif seperti trip kami kemarin :))

You may also like

4 Comments

  1. Di Rabbit town ini, bisa bebas main dengan kelinci dikandangnya tidak ya? Karena kalau dengar nama Rabbit, yang terbayang adalah menggendong dan mengelus bulu lembut kelinci, dan juga sate kelinci *eh*

  2. Kalo kesini, boleh bawa kamera DSLR atau mirrorless ga yah mbak put? Maksudnya apakah bawa kamera kayak gitu harus bayar lagi atau bebas?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *