Setelah hampir dua minggu gak update blog, akhirnya mahmud bisa nelurin satu artikel juga. Perjuangan nih, akibat saya dan Mas Beb mudik ke Blitar jadi gak punya koneksi internet yang memadai, belum lagi repot belanja kebutuhan merantau ke negeri seberang sama penyakit leyeh-leyeh males yang makin sering kumat. Alhasil balas komen jadi telat pun. maafkan yaaa! Ehehe
Saya lumayan sering berkunjung ke gua (cuma suka males nulisnya aja sih) tapi memang setiap gua yang saya kunjungi selalu punya daya tariknya tersendiri. Yalah…. Karna kan gak mungkin juga ya, ada bentuk dan tekstur gua yang sama persis. Yang paling unik tentang gua, tentu aja tentang latar belakang sejarah terbentuknya gua tersebut. Banyak fakta yang kadang sulit diterima akal sehat, Wallahualam.
 |
Warna-warni di dalam Gua Batu Cermin |
Nah bulan lalu saya dan rombongan “Anak Komplek” berkesempatan berkunjung ke Gua Batu Cermin, yakni salah satu gua hits di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur. Gua yang ditemukan oleh Theodore Verhoven, seorang misionaris Katolik, pada tahun 1951 ini ternyata sudah lumayan banyak diulas di berbagai artikel wisata. Jadi kalian gak akan sulit untuk mendapatkan informasinya.
Guide kami menyebutkan bahwa gua ini sudah ada sejak enam puluh juta tahun lalu. Entah pada jaman peradaban nabi siapa, sayapun tidak tahu. Tiba di lokasi kami harus terlebih dahulu melewati jalur masuk menuju gua yang terdapat banyak pohon bambu dengan ratusan durinya. Musim kemarau yang membuat mereka mengering justru membuat pemandangan makin eksotis, iya kaya kulit saya jugak. :p
Gua Batu Cermin memiliki tangga dari semen yang cukup tinggi di pintu masuknya, membuat penampakan gua menjadi semakin megah dengan langit yang tinggi. Setelah masuk ke \’perut\’ gua, kami menemukan ada banyak ruang yang sangat besar. Semua pengunjung diwajibkan untuk mengenakan helm keselamatan dan membawa senter, karena ada bagian gua yang gelap gulita yang akan kalian jelajahi. Bisa benjol-benjol kepala kalau gak pake helm kakaaaaak, karena memang ada beberapa langit-langit gua yang tidak cukup tinggi.
 |
Jalan masuk menuju gua |
 |
penampakan luar gua |
 |
pintu masuk gua |
 |
Mas Beb lagi narsis |
Alasan kenapa disebut dengan Gua Batu Cermin, konon karena ada bagian dinding gua ini yang bagaikan layar lebar. Sementara tidak jauh dari dinding tersebut ada lubang tempat masuknya cahaya matahari. Jika pada siang hari, cahaya akan jatuh ke lubang tersebut dan mengenai bagian dinding tersebut, maka cahaya yang masuk akan direfleksikan ke seluruh celah gua yang mungkin dijangkau oleh cahaya.
Uniknya pada musim hujan, jika ada genangan air di bagian bawah dekat dinding tersebut maka genangan air tersebut akan ikut direfleksikan ke dinding. Sayangnya kami gak bisa menyaksikan fenomena tersebut karena datang ketika musim kemarau. Tapi saya tetap gak bisa gak terpesona melihat bagian-bagian dinding gua yang sangat mirip dengan batuan karang di dasar laut serta seakan memiliki berbagai warna. Warna putih, kuning, cokelat dan hijau bekas lumut jelas sangat terlihat, bikin makin banyak tanda tanya di kepala.
 |
Eh gimana naiknya mas??? |
 |
Jarang-jarang Mas Day masuk frame hihi |
 |
waktu pake skill manjat pohon nih |
 |
Masih banyak pohon yang bisa tumbuh, ajaib! |
 |
Terkstur batu yang mirip banget sama karang-karang bawah laut |
 |
Ayo datang ke Flores!! |
Guide kami juga sempat sedikit menjelaskan bahwa gua ini dahulunya berada di bawah permukaan laut, namun akibat aktivitas tektonik atau turunnya permukaan laut, membuat gua ini akhirnya naik ke permukaan tanah seperti saat ini. Itu artinya, di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur ini, pernah memiliki istana di daasar laut yang super megah?! Lalu gimana kehidupan laut purba Flores ini ya?!
Trus trus.. Si guide ngejelasin nggak kak asbab gua itu berumur jutaan tahun?
asbab opo toh mas?! -,-
Cuma bilang sudah ada sejak enam puluh juta tahun lalu hehehe
Kapan yah saya bisa nginjakin kaki di Flores…
Mupeng banget…
Nanti aja kalau punya waktu lama kak, kesini kalau cuma sebentar tanggung banget ;'(
Pengen balik lagi buat sebulan gitu eheheh
Pernah main ke gua, ya cuma gua jepang di Bandung doang. Eh sama gua di batu caves deh tapi ngga berasa aura guanya. selalu ada sensasi ya kalau masuk gua, lembab dan kadang malah suka merinding sendiri. Flores itu kayanya ga cukup dijelejahi cuma sehari dua hari doang, mesti punya waktu yang banyak. Ya, semoga punya rezeki bisa main-main ke flores. Putri mah udah keliling hampir ke suluruh Indonesia yaa?
Aku malah gak masuk batu caves karna males naik tangganya wkwkwk, emang bener kudu harus stay lama kalau di Flores, semoga segeraa terlaksana kak. amin
Aku seperenambelasnya Indonesia aja belom sampeeee -_____-
widih, si kakak berani amat… kalau saya mah takut masuk gua 😀
inimah karna rame-rame aja kak, aslinya juga takut ehehee