![]() |
Bermimpi ke Negeri Kangguru (sumber) |
Konon manusia hanya butuh yakin untuk dapat mencapai sesuatu, namun rasanya saya yang kadar keyakinannya sudah melebihi batas ini, masih juga belum mendapat celah untuk dapat menginjak negeri kangguru. Hingga menjelang semester akhir, dan telah melatih bahasa inggris sebaik mungkin. Jarak Indonesia-Sydney masih saja 5.507 Km jauhnya tanpa berkurang satu milipun untuk dapat saya capai.
Dengan melepaskan segala kenyamanan hidup di Ibukota, berada jauh di suatu penjuru negeri, rasanya saya lebih menikmati bermain pasir dengan anak-anak pantai di wilayah terpencil. Meninggalkan aktifitas yang itu-itu saja, saya merasa lebih hidup 2000 % banyaknya. Sampai akhirnya mimpi masa sekolahpun kembali muncul kepermukaan, cita-cita untuk dapat tinggal di Australia seperti memiliki pembuluh darah baru yang mengalir deras.
Kemudian saya menemukan program bernama Working Holiday Visa (WHV) yang sepertinya dapat menjadi jalan saya untuk dapat stay beberapa waktu di Australia. Dengan jenis visa ini, saya memiliki kesempatan untuk masuk ke Australia dan berada di sana selama satu tahun penuh untuk berlibur sambil bekerja.
![]() |
Suasana tahun baru impian saya di Sydney :\’) (sumber) |
Putri Normalita, seorang yang senang berbagi dan fans beratnya sebuah perbedaan ini akhirnya memutuskan untuk kembali meraih mimpi tinggal di Australia dengan cara apapun. Meskipun saya tahu betapa sulitnya melengkapi segala persyaratannya, paling tidak saya telah mencoba dan tidak ingin menyesal nantinya. Don\’t Tell Your Dream to Everyone, Show Them! Let’s Cross Over the country!
Beberapa syarat yang harus saya penuhi diantaranya; Belum berusia 30 tahun, telah menjalani pendidikan perguruan tinggi, memiliki paspor, memiliki dana sebesar 5000 AUD serta kemampuan berbahasa Inggris setingkat IELTS dengan skor minimal 4,5 (atau setara TOEFL 450). Itu artinya sebelum mengajukan permohonan visa ini, saya harus terlebih dahulu memiliki dana sekitar 60 juta rupiah serta nilai IELTS (International English Language Testing System) dengan nilai yang cukup. Entah uang darimana nantinya, pergerakan tubuh ini rasanya tidak dibuat memusingkan hal itu. Saya hanya mencoba fokus untuk mencari sertifikat IELTS dengan nilai sebaik mungkin.
Membayangkan dapat menikmati kemeriahan kembang api pada malam tahun baru di Sydney membuat saya semakin semangat. Perayaan yang juga merupakan pesta kota paling sempurna. Tengah malam yang datang lebih awal di Sydney daripada sebagian besar kota internasional lain, membuatnya menjadi sorotan dari segala penjuru dunia, seluruh kamera akan tertuju ke kota ini saat ekstravaganza kembang api dramatis berlangsung. Saya yang anaknya suka sekali dengan kembang api, benar-benar ingin menikmatinya secara langsung.
![]() |
Ke Belitung dulu aja sebelum bisa menginjak Bondi Beach 😛 |
Namun jauh sebelum saya menikmati semua itu, berbagai rintangan (test) telah menanti. Ibarat pejuang kemerdekaan, saya seperti terjun ke medan perang tanpa senjata yang cukup kecuali tekad, doa dan keyakinan. Saya mengikuti IELTS tanpa banyak belajar di IALF (Indonesia Australia Language Foundation) yang didirikan oleh pemerintah Indonesia dan Australia, bersama dengan puluhan anak muda yang penampakannya seperti calon-calon pejuang beasiswa di berbagai negara. Dan benar saja, ini adalah test paling sulit yang pernah saya ikuti seumur hidup. Penjagaan yang begitu ketat serta waktu yang sangat sedikit diberikan mengundang panik mudah datang.
Segala intruksi dan prosedur dijelaskan dalam bahasa inggris yang begitu fluently, ini bahkan jauh lebih menegangkan ketimbang kelas bahasa inggris yang saya jalani selama 3 tahun penuh. Tapi saya percaya Tuhan selalu dekat dengan yang ingin berjuang, segala test mulai dari Writing, Reading, Listening hingga Speaking akhirnya dapat saya lewati dalam seharian penuh. Dua minggu berikutnya hasil test menunjukkan bahwa Tuhan telah mendekatkan jarak Jakarta-Sydney sedikit lebih dekat, saya LOLOS! :\’)
Perjuangan belum berakhir karena saya masih harus melengkapi berbagai dokumen serta dana yang saya pinjam sana-sini, untuk mengirim permohonan ke kantor Direktorat Jendral Imigrasi Pusat demi mendapatkan surat reomendasi yang nantinya surat tersebut kembali saya ajukan ke AVAC (Australia Visa Application Centre). Lagi-lagi saya harus menunggu hingga HAP ID dikirim oleh Kedutaan Besar Australia. HAP ID ini semacam Health Identifier ID untuk mendata kesehatan sebelum masuk ke Australia. Medical check menjadi rangkaian terakhir dalam pengajuan visa ini.
Butuh waktu hampir 9 bulan lamanya untuk saya menjalani serangkaian prosedur yang ada, 9 bulan menanti cemas, dan 9 bulan hanya untuk menerima notifikasi di email yang memberikan kabar bahwa visa saya berhasil granted. Membayangkan betapa banyaknya waktu, tenaga serta dana yang saya curahkan, menerima “E-mail sakti” yang satu itu membuat perasaan saya luruh, lemas saking senangnya. Dengan masuknya notifikasi tersebut, artinya saya telah resmi menjadi pejuang WHV di Negeri Kanguru satu tahun kedepan. Putri jadi TKI Mah, Pak! 😀
![]() |
Surat rekomendasi visa bekerja dan berlibur Australia dari Direktorat Jendral Imigrasi Pusat |
![]() |
Letter of granted visa dari pihak AVAC |
![]() |
Tiket yang nantinya bakal mengantar saya ke Sydney! |
Program WHV ini telah dibuka sejak tahun 2009 lalu, telah banyak traveler serta para pecinta petualangan dari Indonesia yang telah berhasil tinggal selama satu tahun untuk bekerja sambil berlibur di berbagai kota di Australia. Para WHV Fighter kebanyakan hanya menjadi pekerja casual seperti pelayan restoran, supir, petugas kebersihan hingga bekerja di pabrik, peternakan atau perkebunan. Mencari pengalaman hidup menjadi tujuan utama kami, karena percaya atau tidak yang berangkat menjadi WHV Fighter kebanyakan adalah sosok yang telah memiliki karier yang bagus di Indonesia. Namun untuk hidup yang lebih bermakna, uang tidak selalu menjadi pencapaian bukan?!
Beberapa teman yang saya temukan di komunitas WHV Indonesia selalu saja melahirkan cerita dan pengalaman yang begitu menarik di dalam blog-blog pribadinya. Bahkan kak Anida Dyah (@nidnod) telah berhasil mengabadikan kisahnya dalam buku Under The Southern Stars. Sama halnya dengan Kak Nidnod, sayapun ingin melakukan beberapa perjalanan di sela-sela pekerjaan nantinya. Sydney Harbour Bridge, Sydney Opera House, Luna Park Sydney, Sydney Aquarium, atau santai-santai di Bondi Beach sudah masuk ke dalam wishlist yang saya punya. Aaaakk mimpi terasa semakin dekaaaaat!!
Meski muncul banyak pertanyaan mengenai pekerjaan apa yang nantinya bakal saya dapat di Australia?! Dapatkah saya survive selama 1 tahun di negara sekaligus benua tersebut?! Saya mencoba untuk tetap yakin dapat melewatinya sesulit apapun itu. Karena hidup ini rasanya terlalu singkat jika dinikmati ketika hari libur atau weekend saja, saya ingin lebih. Saya traveling bukan karena saya kaya, melainkan ingin menjadikan hidup ini jauh lebih bermakna ketimbang duduk di depan monitor saja. Because We\’re Not Born Just To Pay Bills And Die, right?!
![]() |
Putri siap jadi TKI, yeayyy!! |
nggak sabar desember deh ya? XD
Pengen ikut juga WHV tapi sayang udah terikat dengan kerjaan. Nasib pekerja, liburnya cuma weekend dan cuti tahunan.
Semoga kalian berdua sukses di Australia.
Love! Am a proud sister!
keren!!! menyenangkan rasanya bisa kenal kalian berdua. pasangan penuh passion! 😀
Iya tapi masih rada ngeriiiii. huhuuuu deg deg -,-
Resign kak Akbaaaaar, sekali seumur hidup loh. ehehehee
Amiiin, makasih doa indahnya ;')
Because I have you bebeh <3
PPP dong Dlien, xixixi
Kamu juga dong ajak Masnya halan-halan juga :p
Jadi berangkat Desember nanti Put??
Kamu jadi TKI yg baik yaaaa, jangan sampai di siksa dinegeri orang ihik ihik
Iyaaaaaa, will miss you so much beb :''(
Hahhahaa siaaaap, yang ada aku menguras kekayaan majikan mas Hohoho
Ditunggu cerita-cerita selama di sana ya.. Saya juga baru registrasi di imigrasi.. Semoga bisa segera nyusul.. 🙂
Hey Rhein, salam kenal 🙂
Ditunggu ya, pengalamannya pasti aku tulis di blog ini, and keep fighting buat permohonan visanya!!
Aaaah Selamat yaa.. Aku juga hmpir setaun prosesnya Sampe granted juli lalu. InsyaAllah oktober berangkat ke NSW. Stay in touch yaaa.. Kali2 bisa meet up besok Kalo udah disana 😀
Wahaaaa selamat juga buat kamu, sampai jumpa di SYD nanti yaaa.
Fighting! >,<
Hello there, nice post! 🙂
Aku juga calon WHV warrior yang mungkin baru berangkat awal taun depan.. Rencana sih mungkin mau ke Perth dulu. Baca post kamu jadi makin semangat mengejar Oz, hopefully kita bisa meet up disana yaaa hehe~
Hai Putri! Saya liat komen di atas, dan menyimpulkan kamu berangkat sama pasangan kah?
Semua urusan dokumen bisa berbarengan?
Waaahh seru banget, itu cita-cita saya sama suami nanti, mau coba challenge ourself as WHV WARRIOR!
Ditunggu cerita2nya ya Putri 🙂 Good luck!
Semangat ya Vaniaaa, aku juga pengin ke Perth jugaa.
Semoga bisa jumpa disana yaaaa, Good luck for us! 😀
Iyaaaaaa, bener kak!
Kami urus2 dokumennya sejak sebelum merit, dan alhamdulillah grated dua-duanya
apply-nya gak bareng, tapi beda 3 gelombang.
Pati ditulis… dan semoga bisa buat kalian makin semangat :')
auww pas winter, ah tapi winter di Sydney slightly warm 🙂
sukses ya dengan semua cita2 dan impiannya..jaga kesehatan juga !
Iyaaah, musimnya gak terlalu extreme kayaknya..
Akkk kak Febby baik banget sih, amin.. makasih
Pengen ketemu kalian banget ih!