Ternyata arti istilah Follow the Child bukan hanya sekedar mengikuti perkembangan Caraka baik secara mental & fisik saja, tapi juga merujuk pada apa yang harus saya pelajari dari hari ke hari. Karna anak gede (katanya) ini seakan terus kasih saya materi pembelajaran baru dari waktu ke waktu, nah setelah membahas Read Aloud di artikel sebelumnya.
Sudah ada lagi metode yang bikin saya corious banget yakni tentang Bermain Peran atau Role Playing. Karna seriously, hampir setiap waktu loh dimainin sama Raka. Kami kan jadi takut salah menanggapi ya?! Makanya nih saya pelajari metodenya berharap bisa memetik manfaat untuk perkembangannya.
Seperti yang pernah saya bahas bahwa anak kecil itu terobsesi dan ingin sekali menjadi orang dewasa, itulah kenapa mereka begitu mahir meniru semua prilaku orang tua atau orang-orang disekitarnya. Belakangan Caraka lagi rajin berlagak menjadi pedagang yang menjual dan memaksa saya menjadi pembelinya.
Semua skenario dibuatnya sendiri, latar tempatpun ia sendiri yang buat. Gemesinlah pokoknya, karna kegiatan ini makin sering dilakuin di rumah (mungkin efek imajinasi yang terbentuk dari sering read aloud juga ya?!), sayapun akhinya mulai mempelajari metode yang satu ini. Berikut rangkuman dari riset mini yang saya buat, semoga bermanfaat.
Pengertian Bermain Peran
Wahyuningtyas (2006:17) memberikan pengertian bermain peran sebagai berikut :
“Bermain peran adalah salah satu bentuk permainan pendidikan (educational games) yang dipakai untuk menjelaskan perasaan, tingkah laku dan nilai dengan tujuan untuk menghayati perasaan, sudut pandang dan cara berpikir orang lain (menngembangkan diri sendiri dalam keadaan orang lain).”
Dari banyaknya pengertian yang saya baca, menyimpulkan bahwa berrmain peran bisa menjadi salah satu cara untuk anak menelusuri dunianya, dengan meniru tindakan dan karakter yang berada di sekitarnya. Di luar dugaan bahwa bermain peran dapat berkontribusi pada perkembangan fisik emosional, kognisi, dan sosial anak. Kalau begitu marilah kita petik manfaat tersebut, tapi bagaimana cara memulainya?
Bermain Peran Berdasarkan Usia si Kecil

Usia 1-2 tahun: Memancing imajinasinya
Sebelum bermain peran yang sesungguhnya, si kecil bisa diajak untuk bermain imajinasi terlebih dahulu dengan memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitar rumah. Kegiatan ini semacam menjadi dasar atau memancing anak untuk berpura-pura memainkan benda-benda seperti misalnya menjadikan botol minum sebagai mic atau sebagainya.
Usia 2-3 tahun: Mengembangkan kemampuan berinteraksi
Pada fase ini orang tua sudah bisa loh mendampingi anak dalam bermain peran sehingga imajinasi anak semakin berkembang. Misalnya ketika anak sedang berpura-pura menjadi supir bus, orang tua bisa mendukungnya dengan menjadi seorang penumpang. Ketika menjadi pegawai toko, orang tua bisa menjadi pembeli dan sebagainya. Orang tua juga bisa memberikan stimulasi dengan membayangkan hal-hal lain yang biasanya di luar kebiasaan melalui pertanyaan-pertanyaan imajinatif lainnya.
Usia 4-6 tahun: Bermain secara berkelompok
Dalam pengawasan serta dukungan dari orang dewasa, pada usia ini anak dapat berkomunikasi satu sama lain sambil mengambil peran sebagai penjual dagangan, dokter, koki atau orang tua dan anak dalam situasi yang sama bersama temannya. Mereka juga sudah bisa untuk belajar berempati lewat interaksi sosial ini.
Ada hal yang perlu kita ingat:
Bermain peran adalah permainan yang memainkan suasana dengan latar yang tidak biasa, baik itu bermain rumah-rumahan, masak-masakan, ataupun dokter-dokteran bukanlah masalah. Orang tua gak perlu terlalu kaku dalam menerapkan gender saat anak bermain. Sebab bermain peran bisa mendatangkan manfaat yang sama, baik untuk anak perempuan maupun anak laki-laki.
Ide permainan bermain peran yang disukai anak usia dini:
- Bermain rumah-rumahan
- Bermain masak-masakan
- Menjadi pegawai toko/kasir
- Bermain dokter-dokteran
- Bermain restoran
- Bermain mengasuh anak
- Menjadi pilot dan astronot
- Bermain salon
- Menjadi super hero
- Menjadi princess
Kami pribadi sering menunjukkan Caraka sebuah profesi secara langsung ketika sedang traveling, dengan begitu ia bisa menyimpan ke dalam memorynya yang kemudian bisa ia bentuk sendiri imajinasinya kembali di rumah. Membangun imajinasi juga bisa melalui buku atau screen time, tapi tetap dalam pengawasan ya buibuk.
Beralih ke manfaat, jadi manfaat apakah yang bisa kita dapatkan jika mendukung anak untuk bermain peran??
1.Meningkatkan kepercayaan diri dalam bersosialisasi
Bermain peran adalah miniatur kehidupan bermasyarakat sehingga anak bisa belajar untuk mengambil peran didalamnya dan belajar mengikuti aturan berprilaku dalam masyarakat. Dengan berpura-pura menjadi seseorang juga dapat membuatnya “merasakan” sensasi menjadi karakter-karakter tsb sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam lingkungannya kelak,
2. Menanamkan norma dan aturan secara alami
Bermain peran dapat bermanfaat untuk menanamkan norma dan aturan di masyarakat secara alami. Misalnya seperti aturan berlalu lintas, membuang sampah atau budaya mengantre. Sehingga anak dapat memiliki kepribadian yang baik untuk lingkungan di sekitarnya.
3. Meningkatkan kreativitas dan akal
Saat bermain peran, kreativitas anak akan terpancing keluar, sehingga anak menjadi banyak akal saat mencoba membangun dunia imajinasinya.
4. Membuka kesempatan untuk memecahkan masalah
Pada situasi tertentu saat bermain peran, pikiran anak akan terlatih untuk menemukan solusi jika ada masalah terjadi. Orang tua bisa menstmulasinya dengan beragam cara misalnya memancingnya dengan pertanyaan yang berkaitan dengan adegan yang diperankannya.
5. Membangun kemampuan sosial dan empati
Dalam bermain peran, anak yang sedang menempatkan dirinya dalam pengalaman menjadi orang lain, dapat membantunya menghargai perasaan orang lain. Terlebih apabila bermain peran dilakukan bersama teman-temannya, anak dapat belajar berkomunikasi, bergiliran, dan berbagi peralatan atau mainan bersama temannya.

Namun perlu diingat ya moms, bahwa manfaat tersebut gak akan begitu saja didapatkan tanpa sebuah upaya atau dukungan kita sebagai orang tua.
Nah supaya manfaatnya bisa kita raih bersama, berikut beberapa hal yang bisa orang tua lakukan dalam metode bermain peran

1. Orangtua Terlibat Sepenuhnya
Orang tua dapat memberikan kebebasan si kecil untuk berimajinasi ketika bermain bersama tanpa perlu melakukan koreksi. Sebab mengoreksinya bisa melunturkan semangatnya serta merusak dunia yang sudah dibangunnya. Tanggapi si kecil dengan positif serta fokus ketika bermain bersamanya.
2. Buatlah Lebih Bervariasi
Kembangkan permainan atau adegan dengan mengajak si kecil membuat situasi yang berbeda. Misalnya mengganti profesi yang berbeda-beda setiap harinya, atau mengubah tema adegan dari hari ke hari.
3. Bermainlah dengan Sepenuh Hati
Pada saat bermain peran orang tua juga harus dituntut untuk kreatif, dengan tidak sembarangan berlakon sehingga membuat anak tidak antusias. Jika dengan serius dan sepenuh hati, tentu si kecil akan semakin semangat untuk bermain. Tidaklah masalah jika alur ceritanya berbeda dengan kenyataan sebab disanalah kreativitas anak terlatih.
4. Memberikan Batasan Serta Informasi penting
Meskipun bermain peran memiliki banyak manfaat, orang tua tetap perlu memberikannya informasi agar anak tidak memiliki persepsi yang salah dengan dunia nyata, sebelum atau ketika permainan berakhir. Orang tua juga perlu memberikan batasan kapan mereka bisa bebas berimajinasi dan kapan mereka harus bertindak sesuai dengan dunia nyata.
Alhamdulillah, semoga kita semua bisa menerapkan metode bermain peran ini dengan baik ya buk. Saya pribadi lagi mau nyicil printilan yang bisa Raka pake untuk bermain peran nih, kepikiran mau jahitin anaknya jubah superman yang jadi superhero favoritnya. Karna kalo dibimbing dengan baik, bermain peran bisa kita manfaatkan untuk ngajarin si kecil practica life di rumah. Nah untuk kalian yang gak sempet atau gak punya waktu untuk bebikinan di rumah, tenang aja gengs.
Karna now days udah banyak banget edu toys yang mendukung untuk anak bisa bermain peran dengan seru, salah satunya Wuffyland yang memiliki beberapa koleksi Role Playing Toys mengemaskan. Raka udah coba nih yang menata dapur, hopefully bisa bantu mamaibu dan ketika besar nanti bisa menghargai pekerjaan istrinya di dapur xixixi.

Selain menata dapur ada banyak juga koleksi mainan dari Wuffyland yang mendukung anak untuk bermain peran. Dengan mengikuti langkah yang saya tulis diatas tadi, anak-anak bisa semakin mengembangkan imajinasi serta kreativitasnya sambil mengasah kemampuan lainnya yakni berhitung, menggunting, menjepit serta melatih fokus dan konsentrasi. Semoga dengan begitu kita dapat memetik manfaatnya ya buibuk! Duuuh jadi gak sabar ajak main raka semuanya ini, asliiii emaknya yang gemas sendiri wkwkwkwk. See you di artikel berikutnya ya, and happy shopping!