“Adakah yang lebih konyol dari kau mengeluarkan uang banyak untuk membeli teknologi yang kau tau akan merenggut posisimu sebagai teman terdekat anak-anak?”

Ini bacanya kaya kena tamparan ketika lagi pules-pulesnya tidur, terus ngimpinya lagi seru. Reseeeeee!

“Yaelah put, anak lo kan masih satu tahun emang apa yang mau ditakutin?”

Lhaaaaaa justru karna baru satu tahun ini yang bikin saya makin semaput. Kalo jaman sekarang aja role model anak-anak udah macem anak-anak muda, yang menganggap jadi “liar” adalah hak atau kebebasan berekspresi.

Mang ekspresi harus banget bawa-bawa isi kebon binatang ya sist, bro?! Aduh sedihlah jadi guru PKN kalian dulu. Nah coba gimana jamannya Raka nanti?! Ya Allah gak sanggup ngebayanginnya….

Belom lagi saya dan suami yang sehari-hari kerjanya temenan banget sama gadget dan internet, atulah gimana kalo kita kecolongan terus anaknya ikut ketagihan?! Umur sekarang aja udah mulai merampas handphone sama laptop kalo anaknya dicuekin. Fufufuuu maafkan kami yang cari uangnya serabutan kaya gini ya nak…..

Dan akhirnya ketakutan membawa  (lebih tepatnya memaksa) saya untuk belajar, mencari info parenting tentang mendidik anak di era digital. Pokoknya saya dan suami harus punya bekal, entah Raka jadinya sekolah dimana atau disekolahin (konvensional) atau enggak nantinya. Pokoknya kami harus punya celengan ilmu dulu tentang pendidikan yang satu ini.

Karna bagaimanapun generasi muda jaman sekarang gak akan pernah bisa lepas dengan yang namanya teknologi kan?! Hanya saja, saya merasa sangat butuh “peta” serta panduannya. Paling enggak, usaha ini bikin saya bisa kembali bobok nyenyak dan mimpiin oppa Ji Chang Wook setelah mendadak ditabok TT

Era Digital Untuk Caraka

Era Digital Untuk Caraka
Ayo terus belajar bersama nak!

Ada banyak sumber yang saya baca, salah satunya slide yang dapat diunduh secara gratis dari dinas pendidikan. Anggaplah saya sedang berusaha membuat “GPS” saya pribadi, lalu saya rangkum di blog ini supaya bisa dengan mudah saya baca kembali, syukur-syukur bisa bermanfaat juga untuk orang tua lainnya.

Karena sesungguhnya, setiap perubahan meskipun perubahan itu lebih baik, pasti ada ketidak nyamanannya. Nah ketidak nyamanan inilah yang harus diadaptasi menjadi kenyamanan.

Seperti 2 sisi dalam 1 koin. Meskipun punya banyak banget resiko, teknologi digital punya banyak banget manfaat. Apalagi bagi saya dan Fahmi yang hidup bergantung pada traffic blog serta google adsense. Manfaat lainnya juga ada seperti:

  • Menjadi sumber informasi
  • Membangun kreativitas
  • Komunikasi
  • Pembelajaran jarak jauh
  • Jejaring sosial/ Social media
  • Mendorong pertumbuhan usaha
  • Memperbaiki pelayanan publik

Sebelum kita gali lebih jauh, ada alasan penting kenapa kita para orang tua wajib untuk mempersiapkan diri. Pernah nemu kasus anak SD jauh lebih pinter pake smartphone daripada orang tuanya sendiri?! Kenapa hayo itu bisa terjadi…

BACA JUGA :  MONTESSORI AT HOME; Asiknya Belajar dengan Konsep Small World

Yap karena anak-anak generasi masa kini merupakan Generasi Digital Native, yaitu mereka yang sudah mengenal media elektronik dan digital sejak lahir. Jadi dari dia lahir ke dunia bukan cuma adzan dari ayahnya yang bisa doi denger, tapi juga lagu-lagu hits dari mancanegara!

Beda sama kita para orang tua yang disebut sebagai Generasi Imigran Digital, yakni individu yang lahir sebelum munculnya teknologi digital. Yang masih ngalamin betapa hebatnya teman sekolah yang bawa Nokia 3315.

Jadi plisss, jangan heran apalagi nyinyirin orang tua yang kalah canggih sama anaknya, sumpah gak keren. Yang keren itu ya kaya mamaibu, belajar terus dibagi-bagi. Buahahaha *Dijambak*

Karna hidup di era berbeda inilah yang dapat menjadi alasan kenapa kita harus belajar. Ada kecendrungan atau ciri pada generasi digital yang pencolok, seperti:

Membersamai Raka membaca buku di perpustakaan
Membersamai Raka membaca buku di perpustakaan
  • Generasi digital ramai-ramai membuat akun di Facebook, twitter, path, instagram, youtube, dan lain-lain untuk membuktikan bahwa mereka ada.
  • Generasi digital cenderung lebih terbuka, blak-blakan dan berfikir lebih agresif.
  • Generasi digital cenderung ingin memperoleh kebebasan. Mereka tidak suka diatur dan dikekang. Mereka ingin memegang kontrol dan internet menawarkan kebebasan berekspresi.
  • Generasi digital selalu mengakses dengan google. yahoo, atau mesin pencari lainnya. Kemampuan belajar jauh lebih cepat karena segala informasi ada di ujung jari mereka.

“Orang tua diharapkan mampu melindungi anak-anak dari acaman era digital, tetapi tidak menghalangi potensi manfaat yang bisa ditawarkannya”

Dari ciri-ciri tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua:

1. Kesehatan Mata Anak

Ini yang paling horor menurut saya, yang namanya sehatkan mahal harganya.

2. Masalah Tidur

Bisa karna terlalu lama menatap layar, atau dampak dari konten media digital.

3. Kesulitan Konsentrasi

Penggunaan media digital memiliki efek pada keterampilan mrngubah perhatian anak, sehingga bisa meningkatkan perilaku terlalu aktif dan kesulitan untuk berkonsentrasi.

4. Menurunnya Prestasi Belajar

Penggunaan media digital yang berlebihan dapat menurunkan prestasi belajar anak.

5. Perkembangan Fisik

Terkadang anak sering menahan lapar, haus dan keinginan buang air sehingga mengganggu sistem pencernaan, yang menyebabkan ketidak seimbangan bobot tubuh (terlalu gemuk atau terlalu kurus)

6. Perkembangan Sosial

Tumbuh menjadi pribadi yang lebih mementingkan diri sendiri sehingga sulit bergaul secara langsung, serta memiliki kesulitan mengenali berbagai nuansa perasaan.

7. Perkembangan Otak dan Hubungan dengan Pengguna Media Digital

Pentingnya menyeimbangkan antara bermain di perangkat digital dan bermain di dunia nyata.

8. Menunda Perkembangan Bahasa Anak

Penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan media digital dapat menunda perkembangan bahasa anak, terutama untuk anak-anak usia 2 tahun kebawah.

Yang harus Dilakukan Orang Tua Sebagai Pendamping Generasi Digital

Salah satu upaya mengurangi Gadget adalah membuat anak mencintai buku
Salah satu upaya mengurangi Gadget adalah membuat anak mencintai buku

“Sebagian besar penyebab anak terlambat bicara adalah kurangnya latihan, lebih banyak bermain sendiri, terlalu pasir, terlalu banyak menonton TV”

BACA JUGA :  Asiknya Membuat Handmade Montessori Toys

1. Tambah Pengetahuan

Bagaimana bisa menetapkan peraturan, kalau kita sendiri gak mengerti apa itu blog atau bagaimana cara menggunakan twitter atau facebook. Jadi harap luangkan waktu untuk melihat situs yang pernah dikunjungi anak.

2. Menjadi Pengarah Penggunaan Perangkat dan Media Digital

Jika anak sudah terpapar perangkat digital, lebih baik untuk mengarahkan dengan komunikasi efektif untuk memutuskan berapa lama dan kapan mereka dapat menggunakannya. Sepakati waktu penggunaan dan waktu untuk berhenti di malam hari.

3. Imbangi Waktu Menggunakan Media Digital dengan Interaksi di Dunia Nyata

Orang tua dapat mengimbangi paparan media digital dengan mengenalkan pengalaman dunia nyata seperti aktivitas berkesenian, kegiatan luar ruangan, olahraga, membaca interaktif, musik dan gerakan, permainan tradisional, traveling dsb.

4. Pinjamkan Anak Perangkat Digital Sesuai Keperluan

Pinjamkan anak perangkat digital seperti ipad, smartphone dan komputer agar mereka bisa belajar mengendalikan diri dan belajar menggunakannya bersama keluarga.

5. Pilihkan Program/Apps yang Positif

Orang tua perlu mengidentifikasi aplikasi yang memiliki edukasi dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan anak.

6. Mendampingi dan Meningkatkan Interaksi

Orang tua perlu mendampingi dan berinteraksi dengan anak selama penggunaan media digital. Mendampingi anak saat berselancar di dunia maya menggunakan satu perangkat digital pada kesempatan yang sama sebagai aktifitas keluarga.

7. Gunakan Perangkat Digital Secara Bijaksana

Orang tua perlu bijaksana menggunakan perangkat digital selama berinteraksi dengan anak (misalnya tidak menggunakannya sebelum tidur). Karena Orang tua yang kurang bijaksana menggunakan perangkat digital akan cenderung menjadi lebih kasar atau mengabaikan anak.

8. Siap Hadapi Dunia Maya

Seperti komunikasi jarak jauh, membaca berita, melihat gambar dan video, merupakan kegiatan dunia maya yang harus siap dihadapi bagi orang tua untuk mempersiapkan anak berkunjung ke dunia maya.

9. Telusuri Aktivitas Anak di Dunia Maya

Orang tua dapat memonitor situs web yang pernah dikunjungi, dan pastikan si anak tidak mengunjungi situs yang tidak sesuai dengan usia, Untungnya saat ini sudah ada program piranti lunak penyaring (web-filtering) yang dapat membantu orang tua dalam melakukan scan ataupun memblok alamat website yang mengandung fitur yang tidak sesuai dengan perkembangan anak.

Penggunaan Media Digital Sesuai Usia dan Tahap Perkembangan Anak

“Orang tua dan anak memerlukan kesepakatan seputar penggunaan media digital, bukan untuk memproteksi anak tapi untuk memberikan keterampilan yang tepat saat anak terpapar oleh informasi dari media, karena orang tua tidak mungkin selalu dapat mengawasi” (Keluargakita)

Batita Usia 1-3 tahun

  • Batasan waktu tayangan
  • Memanfaatkan dalam bentuk audio untuk menambah kosa kata, angka dan lagu
  • Memanfaatkan program/apps yang dapat meningkatkan perilaku prososial (sikap empati atau berbagi)
  • Memanfaatkan informasi tentang perbedaan untuk belajar mengenal keanekaragaman
  • Hindari tayangan yang menakutkan (hantu) serta mengandung kekerasan dan seksualitas
  • Menghindari tayangan berbahasa agresif (tidak senonoh)
  • Menghindari tayangan iklan di media dengan konten yang tidak tepat dengan usia anak
  • Berinteraksi dengan orang tua/pengasuh saat menggunakan media
  • Menghindari penggunaan media dan perangkat digital sebagai “pengganti peran orang tua”
BACA JUGA :  Menciptakan Lingkungan Positif Demi Pembentukan Karakter Anak

Anak Usia 4-8 tahun

  • Memiliki kesepakatan bersama, memonitor pelaksanaannya, berikan apresiasi atas keberhasilan anak menjalankan kesepakatan.
  • Memanfaatkan aplikasi yang edukatif untuk kesiapan sekolah
  • Memanfaatkan aplikasi yang menanamkan sikap toleransi
  • Menghindari tayangan kekerasan dan seksualitas
  • Membimbing anak mengenal mana yang fakta dan fantasi

Anak Usia 8-12 tahun

  • Memiliki kesepakatan bersama, memonitor pelaksanaannya, berikan apresiasi atas keberhasilan anak menjalankan kesepakatan.
  • Memanfaatkan program yang dapat menstimulus imajinasi
  • Mendiskusikan baik tidaknya perilaku karakter di media yang mereka kenal
  • Diskusikan hal-hal terkait peran laki-laki dan perempuan
  • Hindari tayangan yang menampilkan agresivitas, antisosial, dan prilaku negatif lainnya
  • Memberikan pemahaman tentang lelucon mengenai anggota tubuh
  • Hindari tanyangan/iklan rokok

Usia Remaja 12-18 tahun

  • Memiliki kesepakatan bersama, memonitor pelaksanaannya, berikan apresiasi atas keberhasilan anak menjalankan kesepakatan.
  • Memperkenalkan keanekaragaman, ras, etnis dan situasi ekonomi
  • Memanfaatkan tayangan peda media untuk membicarakan berbagai karakter
  • Memanfaatkan media Blogs untuk melatih anak berfikir kritis dan membimbing mereka untuk menjadi penulis, bukan hanya pembaca
  • Mengajak anak mengeksplorasi lebih jauh minat dan bakatnya
  • Menghindari tayangan iklan rokok, minuman keras serta narkoba
  • Menanamkan etika berkomunikasi positif di media sosial
  • Memperhatikan pengaturan privasi dalam media digital, khususnya media sosial
  • Membatasi aktifitas anak di sosial media
Ketika Raka berusia 3 bulan saya sudah mengelilingi dengan beragam buku
Ketika Raka berusia 3 bulan saya sudah mengelilingi dengan beragam buku

Seperti yang saya bilang sebelumnya, perangkat dan media digital adalah teknologi yang bak pisau bermata dua. Apabila salah digunakan, bisa mencelakai penggunanya. Menjadi awal kesalahan apabila orang tua menyerahkan keputusan menggunakan perangkat dan media digital sepenuhnya kepada anak. Perilaku berkomunikasi internal keluarga dan peran orang tua adalah faktor dominan dan penentu untuk melindungi anak dan keluarga dari penggunaan perangkat digital dan paparan media digital. Gak perlu sampe punya berbagai akun sosmed atau paham dengan segala macam hal dan istilah teknis tentang berbagai macam gadget atau sosial media. Tapi ketika anak masih bergantung pada orang tua, tentu orang tua wajib untuk mengetahui ilmu dasarnya.

Salah satu sistem membatasi screen time atau menggunakan gadget pada Raka, saya menggunakan sistem voucher. Jadi saya memberikannya 4 voucher menonton yang durasinya 15-30 menit/voucher, jika sudah tidak memiliki voucher artinya Raka sudah gak punya waktu menonton lagi. Untuk kalian yang mau download voucher/tiket yang saya buat kalian bisa download di bawah ini.

vouche yang saya pake untuk mengontrol jatah menonton
voucher yang saya pake untuk mengontrol jatah menonton

Download Voucher/Tiket Menonton

Semoga kita semua bisa menjadi orang tua bijak yang melindungi anak-anak kita dari berbagai resiko Era Digital ya pak, buk. *katakan Amiiiiin alalu sebarkan* Semoga bermanfaat! Cheeeerss!

You may also like

0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *